Nike Digugat Mantan Karyawati
https://newskorandays.blogspot.com/2018/08/nike-digugat-mantan-karyawati-skandal.htmlSkandal diskriminasi gender menimpa raksasa olahraga Nike. Perusahaan yang bermarkas di Oregon, Amerika Serikat, Itu digugat oleh mantan karyawati karena dianggap mendiskriminasi perempuan.
Adalah Kelly Cahill dan Sara Johnston, dua mantan karyawati Nike yang melayangkan gugatan tersebut. Mereka menuding Nike menggaji mereka lebih rendah dari rekan kerja mereka yang berjenis kelamin pria untuk pekerjaan yang sama. Kedua perempuan ini juga merasa kehilangan kesempatan untuk naik jabatan karena jenis kelamin mereka.
Di Nike, angka-angka menunjukkan cerita dari sebuah perusahaan yang merendahkan dan menghina perempuaan, demikian tertulis di gugatan tingkat negara tersebut sebagaimana dikabarkannya.
Gugatan tersebut turut menyertakan pengakuan Kelly yang menyebut seorang eks wakil presiden di Nike kerap memanggil karyawan perempuan dengan sebutan yang merendahkan. Kelly dan rekannya telah mengadukan kelakuan atasannya itu ke divisi sumber daya manusia. Bukan teguran yang didapat, pria tersebut malah dipromosikan.
Pengalaman buruk Sara juga disertakan sebagai bukti. Ia mengaku mengalami pelecehan seksual dari rekan kerjanya di Nike sekaligus kesenjangan upah. Nike disebut Sara menggaji dirinya US$ 2.000 lebih rendah dari rekan kerja pria untuk posisi yang sama.
Dalam tuntutan itu, mereka meminta Nike untuk mengevaluasi ulang kebijakan perusahaan agar berkeadilan bagi setiap pekerja terlepas dari jenis kelaminnya. Nike juga diharapkan dapat segera menindaklanjuti dampak dari kebijakan lama dan sekarang yang telah merugikan karyawannya.
Nike melawan segala bentuk diskriminasi dan sejak lama berkomitmen pada keberagaman dan terbukaan, ujar juru bicara Sandra Cerreon-John menanggapi gugatan tersebut. Nike pun, lanjut Sandra, selalu berupaya memberikan upah dan keuntungan yang kompetitif bagi karyawannya.
Juli lalu, seperti dikabarkan The Guardian, Nike telah menyesuaikan upah dari 10 persen karyawannya. Angka tersebut setara dengan 7.000 dari 74 ribu pegawai Nike di seluruh dunia.
Sementara itu, isu diskriminasi gender di lingkungan korporasi Nike sebenarnya sudah sampai ke telinga sang bos besar, CEO Mark Parker, sebelum gugatan dilayangkan. Pada Mei lalu, Mark pun menyampaikan permohon maaf atas kegagalan menciptakan lingkungan kerja yang adil bagi semua pegawai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar