Selasa, 30 April 2019

Inilah Kejadian Kecelakaan Maut Perempuan Dijalan Margonda Depok

Inilah Kejadian Kecelakaan Maut Perempuan Dijalan Margonda Depok

Inilah Kejadian Kecelakaan Maut Perempuan Dijalan Margonda Depok

Bernama Ita Sachari (27) yang ditemukan tewas mengenaskan di Jalan Margonda Raya, Depok. Ita Sachari dinyatakan meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal dijalan Margonda Raya, Depok. Peristiwa kecelakaan itu terjadi di jalur cepat di Jalan Margonda Raya yang mengarah ke Depok pada pukul 05.40 WIB. Lokasi kecelakaan ada di seberang MUG Coffee.

Dari pantauan wartawan di lokasi, pada hari Senin, bercak darah korban sudah ditutup tanah dan pasir. Bekas bercak darah masih tampak di tembok pagar taman yang menjadi separator Jalan Margonda Depok. Tidak ada police line di sekitar lokasi maupun di taman separator jalan. Sementara arus lalu lintas di Jalan Margonda yang mengarah ke Depok maupun ke Jakarta ramai lancar.

Kecelakaan tunngal terjadi ketika jalanan sudah ramai dengan kendaraan. Akan tetapi, tidak ada warga di sekitar lokasi kejadian yang melihat persis detik-detik kecelakaan tersebut. Seorang housekeeping MUG Coffee, bernama Santo (40) juga mengaku tidak melihat kejadian tersebut. Namun, dia sempat melihat foto mengerikan korban yang sempat tersebar di media sosial. Ya kepala korban putus saat kecelakaan, Saya lihat di fotonya putus, jelas Santo saat ditemui di lokasi.

Polisi juga sempat menemuinya pukul 08.00 WIB. Polisi meminta rekaman CCTV di MUG Coffee, sayangnya posisi kamera tidak ada yang menyorot ke jalan. Menurut Santo, lokasi kecelakaan memang rawan. Beberapa kali pernah terjadi kecelakaan lalu lintas di lokasi tersebut. Saat ditanya apa disini sering kecelakaan. Ya kadang-kadang gitu, nggak tahu gitu dia lelah, capek, ngantuk. Namanya di jalur cepat kan buru-buru pengen sampai rumah, tutur Santo.

Kecelakaan diduga diakibatkan karena korban mengantuk. Ita mungkin ngantuk, pengen pulang cepet-cepet, motornya nyenggol pembatas jalan, jelas Kasat Lantas Polresta Depok Kompol Sutomo kepada wartawan, pada hari Senin. Kompol Sutomo mengatakan, pihaknya telah meminta keterangan dari keluarga korban. Menurut keluarga, korban saat itu baru pulang bekerja di Jakarta.

Ita baru pulang kerja di kafe karaoke di Mangga Besar, kata Sutomo. Korban diketahui mengendarai motor Honda Vario bernopol B-3678-ENU. Motor korban diduga menyenggol separator di Jalan Margonda Raya sehingga tidak bisa mengendalikan motornya dan terpelanting jatuh ke kawat pagar separator. Polisi telah memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian. Polisi menduga korban mengalami kecelakaan tunggal.

Saat ini Polisi mengamankan rekaman kamera CCTV terkait temuan mayat Ita Sachari (27) di Jalan Margonda Raya, Depok. Dalam rekaman itu menjadi salah satu petunjuk bagi polisi hingga disimpulkan bahwa korban mengalami kecelakaan tunggal. Didalam CCTV juga sudah kita lihat. Saat di lihat tidak ada tanda-tanda keramaian, normal aja jalan. Tetapi memang ada yang kemudian memelankan kendaraannya, jelas Kasat Lantas Polresta Depok Kompol Sutomo saat dihubungi oleh wartawan, pada hari Senin.

AKBP Sutomo mengatakan CCTV ini diperoleh dari sebuah tempat usaha di seberang lokasi kejadian. Sedangkan CCTV yang lebih dekat ke lokasi tidak ditemukan. Terdapat CCTV di MUG Coffee tidak berfungsi sejak setahun lalu, sedangkan di showroom mobil tidak ada CCTV, jelas Sutomo. Didalam rekaman CCTV yang diperoleh detikcom, kecelakaan terjadi pada pukul 05.40 WIB. Situasi lalu lintas di sekitar lokasi sudah ramai kendaraan.

Didalam rekaman CCTV itu tampak sebuah sepeda motor diduga korban melesat dengan kecepatan tinggi. Tidak lama setelah itu, beberapa motor memelankan laju kendaraannya. Saksi petugas kebersihan mendengar suara benturan keras pada saat itu. Saksi kemudian melihat ke lokasi dan menemukan korban sudah meninggal dengan kondisi kepala putus. AKBP Sutomo mengatakan, diduga sepeda motor Honda Vario bernopol B-3678-ENU yang dikendarai korban menyerempet separator yang ada di jalur cepat Jalan Margonda arah Depok. Hal ini terbukti dari bekas lecet-lecet pada bagian kanan motor korban.

Sepeda motornya nyenggol pembatas jalan. Kan pembatas jalannya itu ada pagar dari kawat sling itu, kemudian jatuh ke situ sehingga kepala putus, papar Sutomo. Sepeda motor korban terpelanting sejauh 30 meter dari posisi korban. Motor tersebut saat ini diamankan di Unit Laka Lantas Satlantas Polresta Depok, Jawa Barat.

Senin, 29 April 2019

Seekor Anjing Memakan Heroin Dijalan Dan Selamat Dari Maut

Seekor Anjing Memakan Heroin Dijalan Dan Selamat Dari Maut

Seekor Anjing Memakan Heroin Dijalan Dan Selamat Dari Maut

Binatang anjing yang penasaran berhasil selamat setelah menelan sebuah kantung berisi heroin yang terkubur di sebuah taman di Adelaide Selatan, Australia Selatan. Seekor anjing yang makan heroin, anjing tersebut menelan sekantung heroin bernama Shelby, Shelby menelan sebuah kantung setelah berjalan-jalan di taman bersama pemiliknya, Denis dan Kathy Parslow mengatakan anjing itu mabuk setelah menelan kantung itu.Saat ini polisi mengatakan siapa pun yang menemukan narkoba harus segera menghubungi mereka.

Bernama Shelby, seekor anjing jenis Cavalier King Charles Spaniel yang berusia 16 bulan, selalu menikmati kegiatan jalan-jalannya di taman setempat bersama pemiliknya. Namun, enam minggu yang lalu, pemiliknya Denis Parslow mengatakan acara jalan-jalan rutin di akhir pekan bersama anjing kesayangannya itu berubah menjadi olahraga yang menelan biaya senilai $ 4.000 atau sekitar Rp 40 juta.

Ketika kami hendak kembali, saya perhatikan ia sedang mengunyah sesuatu di mulutnya dan sesuatu itu ukurannya agak besar, jadi saya memintanya memuntahkannya tapi tiba-tiba dia malah menelannya, kata Parslow. Ketika kami kembali ke rumah, dan dia baik-baik saja. Lalu kami pergi ke pantai malam itu, bersenang-senang dan ketika kami kembali ke mobil dia benar-benar diam saja, dan dia tidak melompat keluar dari mobil. Dan tatapan matanya kosong dan kami tidak tahu apa yang terjadi pada saat itu, tetapi yang pasti, sebenarnya ia dalam kondisi kosong di matanya, juga tidak mau makan dan minum selama berberapa hari.

Pada hari Senin, Dennis Parlsow dan istrinya Kathy menilai kondisi Shelby semakin buruk. Dia sudah mulai muntah dan sepertinya dia kesakitan sehingga mereka membawanya ke Klinik Dokter Hewan Torrens Road, di mana dia pernah dirawat karena gangguan lambung. Namun, gejala yang dialaminya bertambah buruk sehingga mereka membawanya kembali pada hari berikutnya untuk di rontgen.

Dokter hewan Jenny Weston mengatakan dirinya khawatir setelah pemindaian sinar-X yang dilakukan tidak menunjukkan gambar apa-apa, jadi dia menyarankan agar Shelby dioperasi.

Dokter kami yang biasa menangani Shelby mengoperasinya dan melakukan laparostomi eksplorasi dan menemukan sekantong heroin di perutnya, kata Dr Weston. Untungnya, kantung heroin itu yang menyebabkan rasa sakit dan belum sepenuhnya pecah, jadi kami bisa mengeluarkan heroin tersebut. Yang dikhawatir diduga pengedar narkoba, Pasangan suami isteri Parslow mengaku mereka sangat terkejut dan tidak percaya apa yang terjadi.

Kami pun bersyukur heroin itu bisa ditemukan, dan itu telah disingkirkan dan Shelby akan baik-baik saja, kata Parslow. Saya nyaris berteriak, ya ampun, mereka akan mengira kita adalah pedagang narkoba dan kita sedang melakukan transaksi narkoba, tambah Mrs Parslow.

Tetapi, seperti yang bisa kau lihat, Shelby tidak tampak seperti pengedar narkoba biasa. Untungnya, Shelby membuat pemulihan yang cepat dan bisa pulang sehari setelah operasinya. Namun, karena dia telah menelan heroin, dia menerima perawatan serupa dengan seseorang yang telah overdosis. Mereka harus memberikan obat anti overdosis Narcan untuk menghilangkan efek obat yang telah diserap ke dalam tubuhnya, kata Parslow. Tentu saja, setelah menjalani operasi, dia tidak dapat menggunakan obat penghilang rasa sakit opioid atau opiat untuk membantu memulihkan obat penghilang rasa sakitnya karena dia dalam proses pembersihan zat itu.

Latih anjing hindarkan benda asing kata Dr Weston mengatakan itu adalah pertama kalinya dia merawat seekor hewan yang menelan narkoba, tetapi dia memperlakukan banyak anjing yang telah memakan makanan yang seharusnya tidak mereka makan, termasuk tongkol jagung, dekorasi Natal, kaus kaki, tas plastik, kail pancing dan mainan anak-anak.

Dia bilang dia menghubungi polisi setelah penemuan mengerikan itu. Saat ini Tuan dan Nyonya Parslow ingin memastikan pemilik anjing lainnya mengetahui bahaya kejadian seperti ini dan tidak terkejut. Polisi semacam mengingatkan kita akan fakta ini, mereka tidak terlalu terkejut, bahwa kita akan menemukan, atau bahwa anjing kita akan menemukan sesuatu yang disembunyikan, karena sering kali pedagang tidak berurusan di depan rumah mereka sendiri, Kata Nyonya Parslow. Seorang juru bicara Polisi SA mengatakan siapa pun yang menemukan sesuatu yang mereka anggap sebagai obat terlarang, harus segera menghubungi mereka.

Minggu, 28 April 2019

Asmara Membuat Seorang Pria Meninggal Didalam Koper Yang Terkuak

Asmara Membuat Seorang Pria Meninggal Didalam Koper Yang Terkuak

Asmara Membuat Seorang Pria Meninggal Didalam Koper Yang Terkuak

Asmara mejadi tabir kasus mutilasi mayat dalam koper yang ditemukan di Blitar sedikit terkuat. Dalam motif pembunuhan sadis ini diduga masalah asmara sesama jenis. Untuk sementara bagian kepala korban sampai saat ini masih belum ditemukan. Saat ini tim gabungan yang dipimpin Kasubdit Jatanras Polda Jatim mengkonsentrasikan penyelidikan mayat dalam koper di Kediri. Diduga lokasi, Blitar hanya menjadi lokasi pembuangan mayat Budi Hartanto. Mayat tanpa kepala yang ditemukan dalam koper oleh seorang pencari rumput.

Jika diperhatikan, rentang waktu Budi tidak merespon komunikasi di HP dengan waktu penemuan mayat dalam koper, sekitar 8 jam. Berdasarkan keterangan salah satu muridnya, Budi yang merupakan tenaga honorer di SD Banjar Melati II Kota Kediri tidak merespon percakapan di salah satu Grup WhatsApp pada hari Selasa sekitar pukul 23.00 WIB. Sedangkan warga Blitar menemukan mayat Budi, pada hari Rabu sekitar pukul 07.00 WIB.

Saat ini kita menduga bahwa Blitar Kota hanyalah tempat pembuangan. Eksekusi bukan ditempat itu, kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi oleh wartawan, pada hari Jumat. Pada saat ini pemburuan pelaku dan pencarian bagian kepala korban yang merupakan warga warga Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kediri itu terus diupayakan oleh pihak kepolisian. Mereka menjadikan Mako Polresta Kediri sebagai home base proses penyelidikan kasus dugaan mutilasi tersebut.

Saat ini dari belasan saksi yang diperiksa, salah satu saksi diketahui berstatus PNS yang berdinas di lingkup Kabupaten Nganjuk. Yakni pria berinisial RG. Saat ini kita sudah periksa itu alibinya, ternyata bukan. Walaupun yang bersangkutan seorang laki-laki memang sudah pernah berhubungan dengan korban, ujar Barung. Untuk sementara di Blitar, polisi meminta keterangan seorang saksi yang terakhir kali berkomunikasi dengan Budi. Dia seorang pria yang diketahui dari jejak digital di HP korban. Pria itu berinisial IS.

Saat Hubungan korban dengan IS sebatas teman. Dalam pemeriksaan, IS mengaku berkenalan dengan korban melalui media sosial. Mereka kemudian secara intens berkomunikasi, baik melalui handphone maupun bertemu langsung. Polisi telah periksa saksi yang terakhir komunikasi dengan korban. Inisialnya IS. Sekarang sudah diamankan, kata Kapolresta Blitar AKBP Adewira Negara Siregar saat dimintai konfirmasi oleh wartawan untuk media berita.

Saat ini Polda Jatim menyebutkan adanya hubungan tertentu sebagai salah satu motif kasus mutilasi mayat dalam koper. Tapi mereka enggan menjabarkan hubungan itu. Namun dari 14 saksi yang telah diperiksa, lima di antaranya lelaki yang bertingkah laku gemulai layaknya wanita. Selain mengaku sebagai sahabat, kelima saksi juga mengaku berkenalan dengan korban melalui media sosial. Mereka merupakan teman korban sesama dancer.

Mereka memang gemulai. Mereka berlima ini lelaki tapi sesama dancer dengan korban, Kasubdit III Jatanras Polda Jatim AKBP Leonard Sinambela dikonfirmasi wartawan. Dari dugaan motif pembunuhan mayat dalam koper semakin mengerucut. Sebelumnya polisi menduga ada tiga motif pelaku dalam pembunuhan itu. Yakni soal ekonomi, perampokan, dan asmara.

Kalau kemarin Polda Jatim sudah merangkaikan ada beberapa alternatif yang kita lakukan penyelidikan terhadap kematian daripada Budi Hartanto antara lain ekonomi, perampokan, dan asmara, kata Barung di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani, Surabaya, pada hari Jumat. Kini Barung mengatakan dugaan motifnya semakin mengerucut ke asmara korban mayat dalam koper. Kombes Barung menambahkan, berdasarkan hasil pemeriksaan saksi sementara, pihaknya menghilangkan dugaan motif perampokan dan motif ekonomi.

Saat sekarang kita kerucutkan kembali. Dari 14 saksi yang sudah kita periksa, kami berkeyakinan bahwa kami menghilangkan motif perampokan atau curasnya dan kami menghilangkan motif ekonomi dari kasus ini. Kita masuk pada hal yang berkaitan dengan asmara, lanjut Barung. Namun, Barung belum memutuskannya. Pihaknya menduga korban memiliki orientasi seks yang berbeda. Ada beberapa hal yang harus kita dalami dari penyidik berkaitan dengan orientasi seks yang berbeda dari yang lainnya, imbuhnya.

Saat ditegaskan apa korban ada kecenderungan memiliki hubungan seks sesama jenis, Barung belum bisa menyimpulkan, tapi mengarah ke sana. Ke arah situ ya, pungkasnya. Hingga saat ini Polda Jatim masih berusaha mengungkap kasus mutilasi mayat dalam koper yang ditemukan tanpa bagian kepala. Dari Pihak kepolisian masih memburu pelaku sekaligus melakukan pencarian bagian kepala korban.

Sabtu, 27 April 2019

Telah Ditemukan Tak Bernyawa Sudarti Pemilik Warung Makan Di Brebes

Telah Ditemukan Tak Bernyawa Sudarti Pemilik Warung Makan Di Brebes

Telah Ditemukan Tak Bernyawa Sudarti Pemilik Warung Makan Di Brebes

Benama Sudarti (45) ditemukan tergeletak tak bernyawa di dalam warung makan miliknya di Brebes. Ada beberapa luka memar di kepalanya. Sikorban merupakan warga Desa Kubangpari, Kecamatan Kersana. Jasadnya Sudarti pertama kali diketahui oleh Winda (27) seorang pelayan warung nasi tersebut. Pada saat akan membuka pintu warung, dia melihat majikannya tergeletak tak bernyawa di belakang pintu. Karyawan bernama Winda kemudian berteriak minta tolong warga.

lalu warga yang tinggal bersebelahan dengan TKP, Topik (40) bercerita bahwa dirinya sekitar pukul 04.00 pulang melewati rumah korban. Mas Topik melihat sepeda motor Vario milik Samsudin, mantan suami kedua korban terparkir di depan warung. Menurutnya Topik saat itu motor tersebut dalam kondisi tertutup plastik terpal. Nah pas mau ke rumah ada motor tertutup terpal. Lalu saya buka ternyata vario milik Samsudin suami korban. Setiba di rumah, tiba-tiba ada suara gedebak gedebuk dari dalam warung. Tak pikir mungkin lagi mau masak makanan. Eh ternyata tidak lama ada orang nangis ternyata si Winda pelayan warung habis lihat majikan meninggal, ungkap Topik kepada wartawan di lokasi kejadian, pada hari Kamis.

Mas Topik kemudian mendatangi sumber suara dan melihat Sudarti tergeletak di belakang pintu. Sebuah motor vario yang sebelumnya terparkir di depan warung juga sudah tidak ada. Mendapatkan laporan dari warga tidak lama petugas dari Polres Brebes datang untuk olah TKP. Saat diwawancara terpisah, Kapolsek Kersana, IPTU Agus Dwi Nugroho menjelaskan, ada luka memar di bagian kepala. Polisi juga menemukan sebuah kayu balok tidak jauh dari tubuh korban.

Saat ini dari tim rencananya tim Labfor Polda Jateng akan memeriksa jasad korban. Kami pun belum bisa memastikan penyebabnya. Memang ada luka memar di kepala dan ditemukan balok kayu. Sebagai barang bukti sudah diamankan. Jenazah juga sudah dibawa ke RSUD Brebes, ucap Kersana di RSUD Brebes.

Dari kasus kematian Sudarti (45) pedagang warung nasi di Desa Jagapura, Kecamatan Kersana, Brebes, Jawa Tengah menemui titik terang. Saat ini Polisi sudah mengantongi identitas terduga pelaku. Saat ini Identitas yang diduga pelaku sudah kami ketahui. Pelaku masih terus kami kejar, ujar Kaur Bin Ops Reskrim Polres Brebes, Iptu Triyatno kepada wartawan di kantornya, pada hari Jumat.

Dari hasil pemeriksan visum terhadap korban ditemukan luka memar di bagian kepala akibat hantaman benda keras. Selain melakukan visum, polisi juga sudah meminta keterangan dari sejumlah saksi. Saat diberitakan sebelumnya, Sudarti, seorang pedagang warung nasi di desa Jagapura, Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ditemukan tewas Kamis pagi.

Pada kejadian ini pertama kali diketahui oleh Winda (27) seorang pelayan warung nasi tersebut. Pada saat akan membuka pintu warung, dia melihat majikannya tergeletak tak bernyawa di belakang pintu. Winda kemudian berteriak minta tolong warga.

Sementara dari pengakuan Topik (40) warga yang tinggal bersebelahan dengan TKP menyebut, sekitar pukul 04.00 pulang melewati rumah korban. Dia melihat sepeda motor Vario milik Samsudin mantan suami kedua terparkir di depan warung. Menurut Topik, motor tersebut dalam kondisi tertutup plastik terpal. Pas mau ke rumah ada motor tertutup terpal. Saya buka ternyata vario milik Samsudin suami korban. Setiba di rumah, tiba tiba ada suara gedebak gedebuk dari dalam warung. Tak pikir mungkin lagi mau masak makanan. Eh ternyata tidak lama ada orang nangis ternyata si Winda pelayan warung habis lihat majikan meninggal, ungkap Topik.

Topik kemudian mendatangi sumber suara dan melihat Sudarti tergeletak di belakang pintu. Motor vario yang sebelumnya terparkir di depan warung juga sudah tidak ada

Jumat, 26 April 2019

Sebuah Pohon Tumbang 1 Orang Tewas 4 Orang Luka-luka Dikebun Binatang Ragunan

Sebuah Pohon Tumbang 1 Orang Tewas 4 Orang Luka-luka Dikebun Binatang Ragunan

Sebuah Pohon Tumbang 1 Orang Tewas 4 Orang Luka-luka Dikebun Binatang Ragunan

Telah terjadi kecelakaan yang terjadi pada sebuah pohon di kawasan Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, tumbang pada hari Rabu kemarin. Pada peristiwa ini mengakibatkan seorang warga tewas. Salah satu orang yang tewas, kata Kapolsek Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kompol Prayitno saat dimintai konfirmasi oleh wartawan, pada hari Kamis. Selain yang tewas itu, ada empat orang lain yang juga tertimpa pohon. Prayitno mengatakan insiden tersebut terjadi sekitar pukul 14.30 WIB.

Tidak lama setelah kejadian, korban langsung dilarikan ke RSUD Pasar Minggu. Saat ini Polisi masih menyelidiki penyebab robohnya pohon tersebut karena saat itu tidak ada hujan deras atau angin kencang. Pada penyebab robohnya belum, kan itu kejadiannya nggak ada hujan, nggak ada angin, nggak ada apa, tiba-tiba seperti itu pohonnya roboh, ungkap Prayitno. Pada Polisi sudah memeriksa dua orang saksi. Saat di wawancarai tentang kejadian Prayitno, Supaya lebih jelasnya, tanyakan ke Kepala Ragunan ya, pungkasnya.

Dari salah satu orang tewas dan 4 orang lainnya terluka akibat musibah pohon tumbang di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, pada hari Rabu kemarin. Kata Kapolsek Pasar Minggu Kompol Prayitno menerangkan peristiwa ini terjadi sekitar pukul 14.35 WIB di depan Masjid Darussalam di dalam Kompleks Taman Margasatwa Ragunan. Pada saat itu Kondisi saat itu cukup berangin sehingga mengakibatkan pohon tumbang dan menimpa pengunjung.

Salah satu korban tewas merupakan seorang ibu muda bernama Anis Khairunisa (22). Dia mengalami luka di bagian kepala. Korban yang meninggal tercatat merupakan warga Desa Sukamaju, Tambelang, Kabupaten Bekasi. Korban meninggal dunia dengan luka terbuka di kepala sebesar kepalan tangan, kata Kompol Prayitno kepada wartawan, pada hari Kamis. Anak dari korban Anis bernama Dafin Algifari berusia sekitar 2-3 tahun juga jadi korban. Saat ini Dafin masih mendapatkan perawatan di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pada saat ini belum diketahui lebih lanjut seperti apa kondisinya.

Saat ini korban-korban lainnya yang masih dirawat di RSUD Pasar Minggu bernama M Alif Annabawi (6) warga Cipondoh, Tangerang serta Sugihwanti (48) warga Tambora Jakarta Barat. Dari salah satu korban lainnya bernama Chinta Tsania (7) merupakan warga Cipondoh, Tangerang. Dia hanya mengalami luka lecet dan sedang dalam tahap pemulihan trauma. Pihak rumah sakit Chita Tsanaia direncanakan sudah bisa meninggalkan rumah sakit.

Saat ini Polisi masih menyelidiki penyebab robohnya pohon tersebut. Sejauh ini, polisi sudah memeriksa dua orang saksi dari pihak Ragunan dan saksi dikejadian. Saat ini wartawan telah mencoba menghubungi Kepala Satuan Pelaksana Promosi dan Pengembangan Masyarakat Ragunan Ketut Widarsana soal kejadian ini dan penanganannya, namun belum merespons.

Rabu, 24 April 2019

Dicari Kepala Mayat Dalam Koper Polisi Mencari Disepanjang Sungai

Dicari Kepala Mayat Dalam Koper Polisi Mencari Disepanjang Sungai

Dicari Kepala Mayat Dalam Koper Polisi Mencari Disepanjang Sungai

Kapolda Jatim membenarkan jika kepala mayat dalam koper belum ditemukan sampai saat ini. Satuan Kepolisi dari Polda Jatim menerjunkan tim khusus mencari kepala Budi Hartanto (28) warga Kediri. Yang Dibuang kemana ya? Pencarian bersama Polresta Kediri, Polda Jatim menyisir sekitar lokasi penemuan mayat dalam koper. Pencarian kepala Budi tepatnya di bawah jembatan Desa Karang Gondang, Udanawu Kabupaten Blitar. Ya benar, kepala belum ditemukan, kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera kepada wartawan di Surabaya, pada hari Rabu.

Seperti yang dibicarakan, AKP Barung mengatakan pihaknya membantu Polres Blitar dalam melakukan pencarian kepala tersebut di lokasi. AKP Barung menambahkan hal ini dilakukan agar lebih mudah dalam berkoordinasi. Pasalnya, kejadian ini berlangsung di Blitar, sementara domisili korban dari Kediri. Saat ini kita bantu back up sebab ada dua TKP yang harus diselidiki, imbuh Barung. Korban yang dibuang di Blitar, tapi asli orang Kediri jadi mudah koordinasinya Polda aja, lanjut Barung.

Untuk sementara saat ditanya apakah mayat dalam koper tersebut ditemukan dalam kondisi dimutilasi, Barung juga membenarkan. Akan tetapi hingga kini pihaknya belum menemukan kepala korban hingga penyebab terjadinya pembunuhan tersebut. Saat ini kita masih lakukan pemeriksaan, pungkasnya. Saat ini Satreskrim Polresta Blitar berupaya keras mencari bagian kepala mayat dalam koper. Hingga saat kini, penyisiran kepala Budi Hartanto (28) warga Kediri dilakukan, namun belum membuahkan hasil.

Saat ini penyisiran dilakukan sepanjang aliran sungai dekat lokasi penemuan mayat dalam koper. Selain itu juga sepanjang jalan raya utama Blitar-Kediri. Pada malam ini penyisiran dilakukan sejauh radius 5 km. Sesampai daerah perbatasan Blitar- Kediri, kata Kasatreskrim Polresta Blitar AKP Heri Sugiono dikonfirmasi oleh wartawan, pada hari Rabu. Pada pukul 23.43 wib, upaya penyisiran dihentikan. Pada saat ini belum membuahkan hasil. Menurut Heri, penyisiran akan kembali diteruskan pada hari Kamis pagi.

Dalam upaya penyisiran dilakukan untuk mengetahui lokasi dibuangnya bagian kepala mayat dalam koper. Saat korban, diduga dimutilasi. Oleh karena bagian kepalanya masih hilang dan belum diketemukan hingga saat ini. Saat ini Kami belum bisa menjelaskan bagaimana bagian kepala ini dihilangkan. Polisi yang diutus mencari masih dalam proses pemeriksaan tim laboratorium Polda Jatim. Sudah jelas, kepalanya hilang. Itu saja, tandas Heri meluruskan adanya berita kepala korban hilang akibat dipenggal dan lainnya.

Untuk sementara beberapa sesi pemeriksaan dilakukan tim medis untuk proses identifikasi dan mengetahui penyebab kematian mayat dalam koper itu. Jenazah korban sendiri sudah dibawa ke rumah duka di Kediri, Jalan Taman Melati, Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto. Saat ini Polisi menduga motif pelaku yang tega mutilasi Budi Hartanto (28) dan membuang mayatnya dalam koper tanpa kepala, bentuk pelampiasan kemarahan.

Sehingga saat ini kepala korban belum ditemukan. Polisi baru menemukan beberapa luka bekas bacokan di tangan korban. Luka korban tersebut diduga akibat korban menangkis bacokan yang dilancarkan pelaku. Kata Kasubdit III Jatanras Polda Jatim AKBP Leonard Sinambela mengatakan, dari pemeriksaan luka tangkisan di tangan korban bisa disimpulkan dugaan motif pelaku. Menurutnya, pelaku ingin melampiaskan kemarahan atau dendam. Dari dugaan tersebut diperkuat dengan kepala korban yang dimutilasi. Kalau biasanya kasus mutilasi itu kan pelaku melampiaskan kemarahan atau dendamnya yang begitu membabi buta. Makanya dilakukan mutilasi, kata Leo kepada wartawan di Surabaya, pada hari Kamis.

AKBP Leo menambahkan, kasus pembunuhan dengan cara mutilasi yang sering terjadi karena pelaku ingin melampiaskan kemarahannya. Makanya motif-motif pelaku seperti itu, imbuh Leo. Namun saat ditanya apa motif sebenarnya, Leo mengatakan pihaknya masih menggabungkan beberapa hasil pemeriksaan. Entah motifnya karena asmara atau yang lain, Leo mengaku masih mencari-cari beberapa bukti tambahan. Tetapi dia kenapa ini, masih dicari. Bisa juga asmara, bisa juga faktor lain kan kita masih cari, lanjut Leo. Mayat didalam koper merupakan warga Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kediri korban mutilasi. Mayatnya ditemukan di Blitar. Dalam koper tersebut, jasad Budi tak lagi utuh atau tanpa kepala.

Sesosok mayat dalam koper yang dibuang di semak-semak pinggir sungai Desa Karanggondang Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, diduga dibuang dari atas jembatan. Dari duga koper berisi mayat, Budi Hartanto (28) itu dilempar dari atas jembatan pada hari Selasa malam. Dilokasi kondisi lampu penerangan jalan kedua sisi jembatan yang padam, memudahkan pelaku melempar koper hitam itu tanpa dicurigai pengendara lain yang lewat. Apalagi lokasi jembatan itu jika malam, sangat gelap.

Jembatan setinggi kurang lebih 15 meter itu lebarnya sekitar 10 meter dan memiliki panjang 25 meter. Jembatan itu lokasinya di perbatasan Kabupaten Blitar dengan Kediri. Lokasi jembatan dari rumah korban, hanya sekitar 5 Km ke arah timur. Segala kemungkinan bisa terjadi. Tapi kalau dilihat kondisi badan korban masih lemas, diduga peristiwa mutilasi dilakukan hanya beberapa jam dari waktu mayat ditemukan dalam koper, kata Kasatreskrim Polresta Blitar AKP Heri Sugiono kepada wartawan saat dikonfirmasi, pada hari Kamis.

AKP Heri menerangkan, dari olah TKP pada hari Rabu malam, penerangan jalan umum (PJU) jembatan dalam kondisi padam. Lampunya jembatan di kedua sisi padam semua. Jadi kondisi jembatan ini sangat gelap pada malam hari. Kemungkinan pelaku diketahui orang lain saat membuang koper, kecil sekali, bebernya. Dan hari ini, Satreskrim Polresta Blitar kembali melakukan olah TKP di lokasi penemuan mayat dalam koper. Police line juga masih terpasang dan dijaga ketat. Informasi yang dihimpun oleh wartawan, jajaran kepolisian Blitar dan Kediri juga masih mencari posisi kepala korban dan sepeda motor yang menjadi saksi bisu aksi keji ini.

Pada proses penyelidikan dugaan mutilasi mayat dalam koper terus bergulir. Hingga kini, sebanyak 14 saksi telah diminta keterangan. Olah TKP juga kembali digelar di lokasi penemuan mayat dalam koper. Diduga, pelaku mutilasi lebih satu orang. Dari arah ke sana ada, karena tidak mungkin yang bersangkutan membuang seorang diri. Pasti ada yang nyetirin Mobil, kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi kepada wartawan, pada hari Kamis.

Soal motif pelaku, lanjut Barung, ada berbagai spekulasi yang muncul. Ada yang berspekulasi motifnya asmara, ada yang motifnya ekonomi karena barang-barang yang dibawa korban hilang. Ada juga yang berspekulasi dendam. Begini, motif ini akan kita sampaikan mana kala sudah tertangkap. Kami akan tetap dalami semua spekulasi itu. Ya tentu termasuk motif asmara, imbuhnya. Sesampai saat ini proses penyelidikan menuju ke arah pengerucutan kasus. Kasus dugaan mutilasi telah diambil alih Polda Jatim sepenuhnya.

Polisi bergerak dulu dari lamanya lokasi tempat kejadian perkara. Antara lain, bahwa mayat itu ditemukan di dalam koper dengan beberapa catatan. Yang pertama sayatan-sayatan bekas luka yang ditinggalkan. Karena ini berasal dari wilayah Kediri, identitas juga sudah kami ketahui seorang guru honorer. Maka yang dilakukan polisi, menggabungkan antara locus delicti atau Lokasi kejadian perkara Kediri dan locus delicti di Blitar Kota, pungkasnya.

Tewasnya Budi Hartanto yang menjadi korban mutilasi masih menyisakan misteri lantaran sang pelaku dan kepala korban tidak kunjung ditemukan. Di Blitar, penemuan mayat Budi di dalam koper membuat warga menyoroti sebuah jembatan yang diyakini angker. Sedangkan di Blitar, beberapa teman Budi mengaku bermimpi tentang korban. Pada hari Rabu, pada pukul 07.00 WIB, warga Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar dikagetkan dengan penemuan mayat dalam koper. Mayat yang ditemukan seorang pencari rumput merupakan korban mutilasi bernama Budi Hartanto, warga Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kediri.

Penemuan mayat tersebut mencuri perhatian terlebih dalam koper tersebut tidak ditemukan bagian kepala korban. Hingga saat ini pihak kepolisian masih terus berupaya mengungkap kasus mutilasi tersebut sekaligus mencari kepala korban yang hilang. Terlepas dari itu, kini sebuah jembatan dekat tempat mayat dalam koper ditemukan juga menjadi perhatian. Banyak orang yang bilang jika jembatan tersebut menyimpan sebuah misteri yang belum terkuak. Siapa saja yang melintas di jembatan tersebut kerap mencium aroma wangi. Namun aroma wangi tersebut hanya tercium saat hari mulai gelap saja. Seperti yang disampaikan Kades Karanggondang Edi Sucipto.

Banyak yang bilang begitu. Tiba-tiba muncul bau harum pas lewat saat petang atau malam hari. Kalau siang ya enggak itu, kata Edi saat dikonfirmasi kepada wartawan, pada hari Rabu. Kemudian ia juga menceritakan isu yang beredar di masyarakat terkait sosok mahluk tak kasat mata yang diyakini warga sekitar ada di jembatan tersebut. Yakni sesosok wanita cantik yang sering menumpang mobil para pengendara. Perempuan cantik. Malah konon biasa numpang mobil orang, turun utara jembatan langsung hilang, imbuhnya.

Blitar yang berbicara soal jembatan angker, teman-teman Budi di Kediri justru mengaku bermimpi bertemu Budi sebelum dan setelah tenaga honorer di SD Banjar Melati Kediri itu jadi korban mutilasi. Dari salah satunya Robby (24) yang mengaku bermimpi bertemu Budi, pada hari Minggu malam. Robby melihat Budi sedang berdiri namun dalam kondisi bersedih. Saat itu kepalanya menunduk. Saya bermimpi Budi berdiri berpakaian serba putih dan tampak raut wajah sedih. Kepalanya ada dan menunduk. Saat saya tanya, dia tidak menjawab, kata Robby.

Berbeda dengan Robby, teman kuliah Budi NV (20) mengaku kaget saat mendengar kabar Budi tewas dengan tragis. NV juga mengaku mimpi bertemu Budi bahkan hingga dua kali. Mimpi terbaru yang dialami pada hari Selasa malam. Saat itu NV bermimpi dirinya melihat Budi, namun kepalanya tidak terlihat. Saya mimpi dua kali. Pertama seperti perawakan Budi, tapi saat itu kepalanya tidak terlihat, tertutup bayangan hitam. Nah yang tadi malam, saya kembali bermimpi jelas kalau Budi datang dan minta tolong, kepalanya ditemukan. Didoakan agar jasadnya kembali utuh. Mungkin karena memang kepalanya hingga saat ini belum ditemukan, pungkas NV.

Kepala Budi Hartanto (28), korban mutilasi mayat dalam koper di Blitar ditemukan. Kepala milik anak sulung Darmaji dan Hamidah ditemukan di sebuah lokasi di Kediri. Kepalanya dikubur di Kediri, kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, pada hari Jumat. Namun, saat ditanya dimana lokasi pastinya kepala tersebut dikubur, Barung mengatakan pihaknya belum bisa menyebutkan secara rinci. Hal ini karena masih ada pendalaman dan pencarian barang bukti yang dilakukan polisi di lokasi.

Kepala sudah ditemukan lokasi di Kediri tapi untuk detailnya kita rahasiakan untuk pengembangan yang lain, lanjut Barung. Dua pelaku mutilasi mayat dalam koper tertangkap. Satu Pelaku berinisial AP ditangkap di Jakarta, pada hari Kamis sore. Sementara pelaku lainnya yang berinisial AJ ditangkap di Kediri pada hari Kamis malam. Penemuan mayat dalam koper, pada hari Rabu,pada pukul 07.00 WIB membuat geger warga Blitar. Kepala Budi Hartanto (28), korban pembunuhan dan mutilasi mayat dalam koper ditemukan di sebuah lokasi Kediri. Kondisinya pun memprihatinkan.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan kondisi kepala korban ditemukan membusuk. Kepalanya berada di Kediri, mohon maaf sudah membusuk. Karena kepala merupakan salah satu organ yang cepat sekali membusuk, kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, pada hari Jumat. Namun, meski membusuk dan bentuknya sudah tak semestinya, Barung mengaku pihaknya memiliki teknologi untuk identifikasi.

Karena sudah lebih dari lima hari, kemungkinan bentuknya sudah gitu, imbuhnya. Dari hasil identifikasi tersebut, ternyata ada kecocokan DNA hingga kesamaan golongan darah kepala tersebut dengan jenazah korban. Selain itu, bentuk potongan leher dengan potongan kepala juga identik. Polisi punya teknologi identifikasi yang cukup canggih. DNA sudah kita ketahui, golongan darah juga sama. Bentuk potongan yang tersisa. Kita dapatkan. Ini identik, lanjutnya.

Selasa, 23 April 2019

Begal Makassar Divonis 18 Tahun Penjara Yang Potong Tangan

Begal Makassar Divonis 18 Tahun Penjara Yang Potong Tangan

Begal Makassar Divonis 18 Tahun Penjara Yang Potong Tangan

Bernama Imran (19) menjadi korban sadis begal di Makassar, Sulsel. Sebuah tangannya terpotong karena ditebas begal. Berikut ini cerita Imran saat begal menyerangnya. Benama Imran adalah pria asal Kabupaten Enrekang, Sulsel, yang berkuliah di Poltek ATI Makassar. Pada saat kejadian nahas saat begal menyerangnya terjadi pada hari Minggu malam, sekitar pukul 23.00 Wita. Imran baru saja pulang dari kampus menuju kontrakan saya di Jalan Datuk Ribdandang II, Makassar. Imran saat itu baru saja memarkirkan motor, kata Imran saat ditemui wartawan di Rumah Sakit Awal Bros Makassar, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, pada hari Selasa.

Bernama Imran mengaku sedang menunggu Khairul, kawannya, untuk membukakan pintu rumah. Dia pun menggambarkan suasana di jalan depan rumahnya itu sedang sepi dan jarang orang yang melintas. Begal tersebut dari arah kanannya, dia melihat sebuah sepeda motor matic yang ditumpangi dua orang bertubuh kurus dan setinggi dia melaju ke arahnya. Semakin dekat, motor itu semakin pelan saat mendekatinya.

Langsung dia parangi belakangku, tapi tidak kena karena saya langsung lari, ucapnya. Tidak puas dengan sekali ayunan parang, pelaku tetap mengejar Imran yang saat itu sedang memegang handphone. Tapi kali ini, ayunannya diarahkan ke kepala Imran. Pada saat itu orangnya mau parangi kepalaku, tapi saya tangkis pakai tangan kiriku dan terpotong, terangnya. Meski telah memotong tangan Imran, kedua pelaku tidak lantas pergi. Mereka tetap di sana dan meminta telepon seluler miliknya. Imran akhirnya memberikan ponselnya kepada pelaku.

Pelaku sambil terpotong tanganku, dia minta HP-ku. HP saya lempar di jalan lalu diambil sama mereka dan pergi, kenang Imran soal kejadian malam itu. Bang Imran mengaku sangat panik malam itu. Dia bergegas mengambil potongan tangannya dan memasukkannya ke sebuah kantong plastik. Dia kemudian melajukan kendaraannya ke rumah sakit. Namun, di tengah jalan, potongan tangan Imran terjatuh kelantai.

Sesampai di rumah sakit, saya langsung dirawat dan dioperasi. Sang dokter pun tanya mana potongan tanganku. Saya bilang jatuh di jalan dan itu yang ditemukan polisi, kata dia. Saat ini Imran masih terbaring di lantai lima Rumah Sakit Awal Bros. Saat ini kawan-kawannya ramai berdatangan untuk menjenguknya Imran. Sejumlah polisi pun sempat beberapa kali datang untuk meminta keterangan kepada Imran secara langsung.

Tertangkap juga dua terdakwa begal pemotong tangan mahasiswa di Makassar, Sulsel, divonis 18 tahun penjara. Pelaku berdua terbukti melakukan pencurian dan kekerasan terhadap korban. Kedua terdakwa yang divonis yakni Aco alias Pengkong dan Firman. Sidang vonis digelar di Pengadilan Negeri (PN) Makassar, Jalan Kartini, pada hari Selasa.

Menyatakan terdakwa Aco alias Pengkong dan terdakwa kedua Firman alias Emmang telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakuan tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan luka berat yang dilakukan secara bersama-sama, kata Ketua Majelis Hakim, Bambang Nurcahyo saat membacakan putusannya.

Bambang menyebut keduanya melanggar pasal 365 ayat 4 KUHP. Menjatuhkan pidana penjara kepada Aco alias Pengkong dan terdakwa kedua Firman alias Emmang 18 tahun penjara dipotong masa tahanan, lanjut Bambang. Hakim juga memerintahkan agar barang bukti berupa handphone milik korban, Imran (19) (19), mahasiswa perguruan tinggi swasta di Makassar itu dikembalikan. Namun kendaraan roda dua milik terdakwa disita negara.

Pengadilan Negeri memerintahkan para untuk keduanya untuk tetap berada dalam masa tahahan, kata dia. Kedua terdakwa yang mendengar putusan hakim itu hanya terdiam. Mereka diberi kesempatan untuk melakukan banding jika tidak terima dengan putusan hakim. Putusan ini jauh lebih berat dari tuntutan jaksa penuntut umum pada sidang sebelumnya. Dalam persidangan sebelumnya, jaksa penuntut umum (JPU) menuntut terdakwa dengan hukuman 17 tahun penjara.

Jaksa Adrian Dwi Saputra dalam tuntutannya menyatakan terdakwa terbukti mengambil barang berharga korban bernama Imran (19), mahasiswa perguruan tinggi swasta di Makassar pada bulan November 2018. Kasus ini sempat menyita perhatian publik lantaran sadisnya cara pelaku menyerang korban. Kejadian naas ini terjadi saat begal menyerang dirinya terjadi sekitar pulul 23.00 WITA, pada hari Minggu malam.

Saya baru saja pulang dari kampus menuju kontrakan saya di Jalan Datuk Ribdandang II Makassar. Saya saat itu baru saja memarkirkan motor saya, kata Imran. Cerita Imran menggambarkan suasana di jalan depan rumahnya itu sedang sepi dan jarang orang yang melintas sebelum begal mendatanginya. Pada saat itu, dia melihat sebuah sepeda motor matic yang ditumpangi oleh dua orang bertubuh kurus dan setinggi dirinya. Semakin dekat, motor roda dua itu semakin pelan saat mendekati dirinya.

Tidak puas dengan sekali ayunan, pelaku tetap mengejar Imran yang saat itu sedang memegang handphone miliknya. Kali ini, ayunannya diarahkan ke kepala Imran. Meski telah memotong tangan Imran, kedua pelaku tidak lantas pergi. Mereka tetap di sana dan meminta telepon genggam miliknya. Imran akhirnya memberikan telepon selulernya kepada pelaku.

Senin, 22 April 2019

Pelaku Pembacokan Seorang Remaja Bukan Geng Motor Saat Ini Kondisinya Membaik

Pelaku Pembacokan Seorang Remaja Bukan Geng Motor Saat Ini Kondisinya Membaik

Pelaku Pembacokan Seorang Remaja Bukan Geng Motor Saat Ini Kondisinya Membaik

Saat ini polisi menyelidiki aksi penganiayaan yang menimpa seorang pemuda oleh segerombolan bikers di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada hari Senin. Saat tragedi sebuah tangan kanan korban putus akibat tebasan senjata tajam pelaku. Beberapa saksi yang diduga mengetahui peristiwa tersebut didengar keterangannya. Untuk sementara pengeroyokan, pelakunya bukan geng motor karena saksi yang kita periksa mengaku tidak melihat para pelaku ini mengenakan atribut tertentu, kata Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Budi Nuryanto melalui sambungan telepon, pada harai Selasa.

Berdasarkan keterangan dan penyelidikan polisi, para pelaku datang menggunakan motor lalu menyerang korban yang nongkrong di lokasi kejadian. Untuk motif penyerangan tersebut masih dalam pengembangan personel Satreskrim Polres Cianjur. Para pelaku datang menggunakan motor, dia turun sempat cekcok lalu terjadi pembacokan itu. Nah ini juga masih kita selidiki motifnya, satu saksi kunci masih dalam pencarian, ujar Budi. Polisi belum maksimal memintai keterangan korban karena hingga kini masih dalam penanganan medis akibat luka parah. Budi kembali menegaskan aksi kekerasan tersebut belum bisa dipastikan dilakoni kawanan geng motor.

Sementara saksi mengaku tidak kenal dengan pelaku, kondisi korban juga belum bisa kita mintai keterangan. Kita juga masih buntu. Untuk penjelasaan sementara pasti mereka pelaku bukan geng motor tertentu, tidak ada atribut saat melakukan aksinya. Sementara murni pengeroyokan atau penganiayaan, tutur Budi. Saat ini kondisi pemuda 17 tahun korban penganiayaan gerombolan motor hingga tangannya putus akibat sabetan senjata tajam berangsur membaik. Korban sudah menjalani operasi pada hari Selasa kemarin.

Hal ini diungkapkan juru bicara RSUD Sayang Rayasandy kepada detikcom melalui sambungan telepon pada hari Rabu. Saat ini korban disebut sudah bisa berkomunikasi dengan tenaga medis dan keluarga yang menunggunya. Pada saat ini kondisi pasien berangsur membaik, tidak seperti saat pertama masuk. Pihak medis juga terus melakukan penanganan dan pengawasan intensif terhadap kondisi pasien tersebut, ungkap Raya.

Raya menjelaskan penanganan operasi terhadap korban melibatkan sejumlah dokter spesialis salah satunya dokter ortopedi yang menangani langsung proses operasi korban. Kalau secara medis saya tidak berkenan harus langsung ke dokter, kondisi faktual hari ini pasien sudah bisa bercakap-cakap meskipun masih takut-takut. Kebanyakan ayahnya yang bercerita, lanjutnya.

Peristiwa horor itu bermula saat korban hendak pulang usai nongkrong di sekitar Pasar Muka, Cianjur, Jawa Barat, pada hari Senin dini hari. Saat itu muncul dua motor yang langsung memepet korban, tanpa basa-basi pelaku langsung menebaskan senjata tajamnya ke arah tangan korban hingga putus.

Ada rekan saya yang melihat kejadian itu, katanya ada empat orang menggunakan dua sepeda motor langsung meneriakkan nama anak saya dan langsung menyerang, ucap Yan Aziz (52), orang tua korban, di ruang perawatan RSUD Sayang Cianjur.

Saat itu korban berusaha menangkis serangan para pelaku yang mengarahkan senjata tajam ke kepala dan bagian tubuh lainnya. Dia menangkis serangan dengan tangan kanannya. Tangan anak saya putus. Untungnya ada warga yang datang menyelamatkan. Pelaku semuanya kabur, anak saya langsung dibawa ke rumah sakit, tutur Yan Aziz.

Minggu, 21 April 2019

Satu keluarga Asal Bhutan Terancam Dideportasi Dari Negara Yang Mereka Tinggal

Satu keluarga Asal Bhutan Terancam Dideportasi Dari Negara Yang Mereka Tinggal

Satu keluarga Asal Bhutan Terancam Dideportasi Dari Negara Yang Mereka Tinggal

Cerita dari sebuah keluarga asal Bhutan yang terancam dideportasi dari Australia, karena anak mereka yang memiliki kesulitan pendengaran dikhawatirkan akan jadi beban bagi Australia. Keluarga Bhutan terancam deportasi dari Australia karena anak yang memiliki kelainan pendengaran tersebut dianggap tidak memenuhi persyaratan kesehatan yang harus dipenuhi migran di Australia.

Keluarga Wangchuk pindah ke Australia dari Bhutan di tahun 2012 dan mengatakan putra mereka, Kinley akan hidup terisolasi bila mereka dideportasi kembali ke negara asalnya. Kinley Wangchuk yang berusia 18 tahun tersebut tuli dan sudah belajar bahasa isyarat Australia yang dikenal dengan nama AUSLAN, namun ibunya Jangchu Pelden mengatakan dia tidak akan bisa berkomunikasi di Bhutan.

Tidak seorang pun di Bhutan pernah mendengar mengenai AUSLAN, dan tidak ada fasilitas untuk membantunya. kata Jangchu. Kinley begitu senang di sini dan sudah kerasan dan sekarang dia bisa berkomunikasi. Kami pindah ke sini untuk mendapatkan kehidupan lebih baik, dan bila Kinley kembali ke sana, dia akan terisolir. katanya.

Permohonan keluarga tersebut untuk mendapat status permanent resident, atau penduduk tetap, telah ditolak oleh Tribunal Banding Masalah Administratif (AAT) dua minggu lalu dan keluarga tersebut diberi waktu 28 hari untuk meninggalkan Australia. Sekarang mereka mengajukan banding kepada Menteri Imigrasi Australia, David Coleman, yang memiliki kuasa untuk membatalkan keputusan tribunal.

Keluarga ini pada awalnya tinggal di Melbourne, sebelum pindah ke Queanbeyan, di negara bagian New South Wales, dimana Jangchu sekarang bekerja di sebuah pusat pengasuhan anak-anak. Sementara suaminya, Tshering bekerja di rumah perawatan lansia. Mereka mengajukan permanent resident di tahun 2015 dan selama menunggu proses banding mereka mendapatkan bridging visa, namun mereka tidak boleh bekerja sampai Menteri Coleman membuat keputusan akhir.

Australia Adalah Rumah Kami dari lahir Jangchu Pelden mengatakan meski AAT mengatakan anaknya akan menjadi beban negara dari sisi perawatan kesehatan, Kinley tidak pernah sekalipun mendatangi dokter di Australia selain untuk melakukan pengecekan pendengaran tahunan. Meski hanya Kinley satu-satunya yang tidak memenuhi persyaratan visa, menurut aturan imigrasi di Australia, seluruh keluarga akan dideportasi.

Australia sudah menjadi rumah bagi kami. Australia adalah rumah kami, katanya. Kami sudah tinggal di sini selama tujuh tahun, dan saya tidak bisa membayangkan kembali ke sana Bhutan, karena kami begitu senang tinggal di sini. kata Jingchuk. Jika kembali, kami harus memulai lagi semuanya dari awal.

Kakak Kinley yang berusia 17 tahun, Tenzin Jungney adalah murid Kelas 11 Sekolah Menengah Queanbeyan dan berharap masuk Australian National University (ANU) untuk jurusan hukum internasional dan mungkin menjadi dokter atau belajar studi internasional.

Ini sangat menakutkan. kata Jungney. Separuh dari hidup saya sudah saya habiskan di Australia. Saya pada dasarnya sudah beradaptasi dengan budaya dan masyarakat Australia. Karena ada perbedaan besar antara masyarakat Australia dan masyarakat Bhutan, perubahan mendadak ini mungkin akan berdampak besar bagi saya. Saya ingin mendapat kesempatan untuk tinggal di sini dan menunjukkan bahwa kami bisa berhasil.

Sabtu, 20 April 2019

Tugas Berat Yang Dikerjakan Sebagai Penyapu Jalan Dengan Bahaya Yang Selalu Mengintainya

Tugas Berat Yang Dikerjakan Sebagai Penyapu Jalan Dengan Bahaya Yang Selalu Mengintainya

Tugas Berat Yang Dikerjakan Sebagai Penyapu Jalan Dengan Bahaya Yang Selalu Mengintainya

Sebagai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan takziyah ke rumah petugas penyapu jalan, Naufal Rosyid yang tewas tertabrak beberapa hari lalu. Bapak Anies sempat ikut menggotong keranda dan menyalati Naufal di rumah duka. Momen tersebut diketahui melalui Instagram Anies. Bapak Anies mengunggah sejumlah foto saat berada di rumah duka. Ada berberapa fotonya sedang menggotong keranda, menyalati jenazah, bahkan Anies juga mengunggah foto Naufal semasa hidup.

Tadi kami takziyah ke keluarga ini. Rumahnya di tengah kampung, lewat gang sempit. Wajah duka terlihat di warga sekampung itu. Ibunya tabah, ayahnya pula. Tampak ada duka tapi ada juga iman. Saat kafan dibuka, wajah almarhum jernih ada senyum. InsyaAllah penanda ia husnul khatimah, tulis Anies di Instagram seperti dilihat salah satu wartawan, pada hari Minggu.

Petugas kebersihan bernama Naufal ditabrak pengendara motor pada hari Selasa di Jalan Raya Pasar Rebo. Naufal sempat dilarikan ke RS Pasar Munggu. Namun, nyawa Naufal tidak tertolong. Naufal menderita pendarahan di otak. Untuk semua pengguna jalan. Kurangi kecepatan bila melihat ada petugas bekerja di jalan raya. Seragam mereka berwarna terang. Dan jadi bercahaya bila terkena lampu di saat gelap, jelasnya.

Bapak Anies juga memberi peringatan kepada pengendara. Eks Mendikbud itu menegaskan, perbuatan menabrak Naufal akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Dan kau penunggang kendaraan tak dikenal itu. Ingatlah bahwa kau bisa lari pagi itu, tapi kau tidak bisa lari dari pertanggungjawaban di hadapan Yang Maha Adil, jelas Anies.

Saat ini Polisi masih menyelidiki kasus tabrak lari yang mengakibatkan petugas penyapu jalan, Naufal Rosyid meninggal dunia. Polisi menduga, pelaku menggunakan motor. Pelakunya perkiraan motor. Untuk kecepatannya nggak bisa diperkirakan, tetapi diperkirakan kencang kalau melihat kondisinya begitu, kata Kanit Laka Lantas Satlantas Jakarta Timur AKP Agus saat dihubungi wartawan, pada hari Senin.

Ada dua orang saksi di sekitar lokasi, kolong flyover Pasar Rebo, Jakarta Timur, telah dimintai keterangan saat ini. Hanya saja, saksi tidak ada yang melihat persis pelaku tabrak lari. Kita periksa dua orang semalam dan tadi pagi, tapi penabraknya belum ketahuan karena saksi belum lihat langsung dan lihatnya sudah agak jauh, jelas Agus.

Kecelakaan tersebut terjadi sekitar pukul 5.15 WIB, pada hari Minggu. Peristiwa berlangsung cepat dan korban baru diketahui setelah tergeletak di aspal. Saksi tidak ada yang melihat langsung benturan, cuma temannya saja yang bilang teman kita ketabrak, lanjutnya.

Kondisi saat itu masih gelap. Sementara di lokasi juga tidak ada CCTV sehingga menyulitkan polisi untuk melakukan penyelidikan. CCTV juga nggak ada, tuturnya. Lebih lanjut, Agus mengimbau agar pelaku segera menyerahkan diri. Iya kita imbau menyerahkan diri. Teman-temannya juga sudah buat pengumuman di medsos mengimbau pelaku menyerahkan diri, jelasnya.

Naufal sempat dirawat di rumah sakit selama 4 hari. Pada hari Senin Naufal meninggal dunia. Kematian Naufal ini menjadi viral setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memosting berita soal Naufal melalui Instagram. Anies sempat melayat dan mengangkat keranda jenazah hingga ke liang lahat.

Jumat, 19 April 2019

Sebanyak 34 Kapal Terbakar Yang Membuat Kerugian Sementara Rp 24 Miliar, 3 Orang Sudah Dijadikan Tersangka

Sebanyak 34 Kapal Terbakar Yang Membuat Kerugian Sementara Rp 24 Miliar, 3 Orang Sudah Dijadikan Tersangka

Sebanyak 34 Kapal Terbakar Yang Membuat Kerugian Sementara Rp 24 Miliar, 3 Orang Sudah Dijadikan Tersangka

Saat ini Polisi telah melakukan gelar perkara terkait kebakaran kapal di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara. Sebanyak Tiga orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Oleh Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Reynold Hutagalung saat dikonfirmasi oleh wartawan dikantornya, membenarkan penetapan tersangka itu. Iya betul, kata Reynold saat dihubungi wartawan, pada hari Jumat.

Saat ditanya soal identitas para tersangka, Reynold belum bersedia memberikan penjelasan. Besok akan dirilis sama Pak Argo Kabid Humas Polda Metro Jaya, tutur Reynold. Seperti diketahui, kebakaran di Pelabuhan Muara Baru mengakibatkan 34 kapal ikan hangus. Kebakaran bermula dari pengelasan di kapal ikan Artamina Jaya. Saat itu Api dari kapal Artamina Jaya kemudian merembet ke kapal lain yang sedang sandar di dermaga. Keesokan hari setelah api padam, kobaran api kembali muncul di lokasi.

Saat ini Polisi menetapkan 3 orang tersangka dari nakhoda, mandor las dan pekerja las terkait kebakaran 34 kapal di Muara Baru, Jakarta Utara. Setelah hitungan sementara, kebakaran puluhan kapal menyebabkan kerugian sekitar Rp 23,4 miliar. Dan kemudian dari kebakaran itu kerugiannnya untuk sementara ditaksir sekitar Rp 23,4 miliar. Itu dari 20 kapal yang pemiliknya sudah kita lakukan pemeriksaan, ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dalam rilis di Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Jakut, pada hari Sabtu.

Polisi saat ini menunggu hasil penghitungan taksiran kerugian 14 kapal lainya. Argo menegaskan kebakaran ini terjadi karena kelalaian nakhoda, mandor las dan pekerja las yang tidak mengikuti SOP yang berlaku dalam pengerjaannya. terjadilah penyebab dari kebakaran ini adalah, sumbernya itu, sumbernya itu dari ruang mesin kapal Arta Mina Jaya. Didalam ruang mesin kapal, ujar Argo. Sebuah Kapal Arta Mina Jaya terbakar pada hari Sabtu sekitar pukul 15.00 WIB. Apinya menyambar ke puluhan kapal lainnya di Muara Baru. Ketiga tersangka dalam kasus ini yakni SA (27) selaku tukang las, WS (35) selaku pemilik bengkel las, dan T (33) selaku nakhoda kapal yang meminta kapal dilas.

Jadi sudah ada tiga tersangka saat ini. Tersangka ini kita kenakan Pasal 188 atau 187 KUHP, sebut Argo. Pasal 188 KUHP m engatur soal kesalahan kealpaan yang menyebabkan kebakaran, ledakan atau banjir diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun. Ketiganya sudah diancaman pidana penjara 5 tahun dan sudah ditahan tersangka itu, ujar Argo

Polisi akan membeberkan kejadiannya, ada sebanyak 34 kapal terbakar di Muara Baru, Jakarta Utara. Polisi mengatakan kebakaran ini bermula dari kesalahan prosedur pengelasan yang dilakukan di salah satu kapal. Jadi penyebab dari kebakaran ini adalah sumbernya itu, sumbernya itu dari ruang mesin kapal Artamina Jaya. Api berasal dari ruang mesin kapal, kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada hari Sabtu.

Ketiga tersangka itu adalah SA (27) selaku tukang las, WS (35) selaku pemilik bengkel las, dan T (33) selaku nakhoda kapal yang meminta kapal dilas. Penyidik menyimpulkan kebakaran disebabkan pengelasan yang dilakukan tidak sesuai dengan SOP. Menurutnya, semestinya dalam pengelasan harus ada blower, jauh dari benda yang mudah terbakar, dan ada alat penyedot panas.

Kapal yang terbakar dibawa ke daratan untuk diselidiki. Penyidik menyimpulkan kebakaran berasal dari percikan las yang kemudian mengenai bahan yang mudah terbakar, seperti solar, fiber, dan barang lain. Jadi bukan saat ngelas terbakar, bukan. Tapi saat melakukan pengelasan itu kan ada percikan yang ke mana-mana, yang bersifat flamemable tadi. Itu di situ, yang akhirnya menyebabkan kebakaran, ucap Argo.

Terbakarnya kapal Artamina Jaya kemudian menyambar ke 33 kapal lainnya. Argo mengatakan hal ini disebabkan gelombang laut yang membuat kapal saling bersenggolan. Api juga makin besar karena embusan angin yang kuat. Jadi, bahwa, saat kebakaran akhirnya, kapal itu kan mengikat yang satu dengan yang lain. Kemudian saat kebakaran, kemudian tali pengikat itu lepas, kapal itu kebakar, lepas, kemudian kapal Artamina Jaya ini bergerak, bergerak mengikuti arus gelombang air, kata dia.

Seperti diketahui, kebakaran di Pelabuhan Muara Baru mengakibatkan 34 kapal hangus terbakar. Kebakaran bersumber dari kapal Artamina Jaya, yang saat itu sedang ada pengelasan, hingga kemudian api merembet ke mana-mana. Polisi menghitung kerugian sementara terbakarnya kapal ini mencapai Rp 23 miliar. Namun kerugian diperkirakan bertambah karena nominal tersebut baru untuk 20 kapal. Dari kejadian tersebut untuk tersangka SA dikenakan Pasal 188 atau 187 KUHP. Sedangkan untuk tersangka WS dan T disangkakan Pasal 55 juncto Pasal 188 atau 187. Ketiganya terancam hukuman 5 tahun penjara.

Rabu, 17 April 2019

Disebuah Waduk Yang Berada Di Lhoksumawe Terlihat Indah Saat Sunset

Disebuah Waduk Yang Berada Di Lhoksumawe Terlihat Indah Saat Sunset

Disebuah Waduk Yang Berada Di Lhoksumawe Terlihat Indah Saat Sunset

Kota Aceh bukan hanya jagoan soal kuliner, tapi juga alamnya. Ada wisata alam disebuah wadung bernama Pusong, ada sunset romatis yang mengisi di tiap sore. Ah.. Cantik! Beragam aktivitas juga banyak dimanfaatkan di waduk berkapasitas 60 hektare. Bagi yang suka joging, gowes bisa memanfaatkan jalan lingkar waduk. Bagi masyarakat desa setempat juga sangat bermanfaat.

Surutnya air waduk, mereka bisa memilih untuk mencari kerang. Sebagian dari mereka malah ada yang membuat keramba di tengah waduk. Jika para pelancong ke tempat itu, juga bisa mencicipi berbagai macam minuman segar dan beberapa kuliner seperti kelapa muda, jagung bakar, siomay, sate dan makanan ringan lainnya.

Yang asyiknya lagi, para traveler bisa berswafoto menikmati indahnya sunset diantara para nelayan menabur jaring di tengah waduk. Panorama ini semakin terlihat cantik saat matahari hendak kembali ke peraduaannya. Bila malam hari lampu warna-warni menghiasi indahnya kawasan tersebut. Selain itu, kawasan ini juga dipenuhi pemancing yang ingin memancing ikan.

Kerennya wisata alam di waduk . Seru deh pokoknya. Bisa joging. bisa lihat nelayan berburu ikan. Kalau lapar, ada kulinernya lagi, kata Maskur, salah seorang pengunjung kepada wartawan, pada hari Senin. Pada waktu sore harinya, Dia menyebutkan bahwa di waduk juga bisa menikmati sunset. Banyak burung datang dari kejauhan dengan gerombol berkumpul di atas pohon-pohon bakau ditanam di seberang waduk.

Pokoknya, disana bisa melihat sunset yang indah sembari menikmati kuliner yang tersedia. Pengunjung pun bisa duduk di tempat yang rindang atau di batu-batu besar yang menjadi tanggul yang menghadap langsung ke laut.

Semoga dengan keindahan alam yang asri dan tempatnya itu memadai. Pemerintah bisa menyulap tempat itu lebih baik lagi. Pastinya bisa memikat para pengunjung. Bertambahnya perekonomian warga serta PAD pun bisa sedikit berdenyut lebih baik lagi, sebut Maskur. Untuk diketahui, Lhokseumawe, sebuah kota di provinsi Aceh, Indonesia. Kota ini berada persis di tengah-tengah jalur timur Sumatera. Berada di antara Banda Aceh dan Medan, sehingga kota ini merupakan jalur vital distribusi dan perdagangan di Aceh.

Untuk menuju ke kota Lhokseumawe kita bisa menempuh jalan darat sekitar lima Jam dari Kota Banda Aceh dan 7 jam dari Medan atau bisa juga menempuh dengan penerbangan pesawat udara dengan jadwal dan penerbangan tertentu. Karena Kurangnya kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya terus menjadi momok bagi setiap daerah di Indonesia. Setiap hari, sampah dibuang sembarangan tanpa memikirkan pencemaran lingkungan.

Banyaknya sampah menjadi pencemaran itu juga terjadi di Waduk Pusong, Kota Lhokseumawe, Aceh. Waduk seluas 60 hektare itu dicemari berbagai jenis sampah hingga mengeluarkan bau tidak sedap dari dalam waduk. Padahal kawasan tersebut masuk salah satu tempat rekreasi masyarakat. Fungsinya banyak, bisa untuk warga joging, menjala ikan, dan lokasi berbagai kuliner khas Aceh. Tentunya, bisa juga untuk melepas penat setelah seharian bekerja di kantor.

Namun, karena banyaknya tumpukan sampah di pinggiran waduk, sekarang minat masyarakat berkurang mengunjungi waduk tersebut. Sebab, masyarakat terganggu oleh bau menyengat akibat sampah beterbangan. Sampahnya banyak, hingga baunya tidak sedap lagi. Padahal, di waduk ini enak untuk bersantai sejenak usai sibuk beraktivitas sejak pagi hari, kata salah seorang warga, Yanti, kepada wartawan, pada hari Sabtu.

Seorang ibu bernama Yanti menyebutkan banyaknya sampah tersebut harus segera diperhatikan oleh pemerintah setempat demi lingkungan hidup dan tidak adanya pencemeran air. Juga warga harus senantiasa diminta membuang sampah pada tempatnya. Jika tidak, pastinya akan berdampak pada lingkungan dan air sehingga mengganggu kesehatan.

Kurangnya kesadaran masing-masing penting. Kemudian, pemerintah juga harus menyediakan wadah buang sampah di tempat keramaian, sebut Yanti. Sebagai informasi, WWF Indonesia dan IAM Flying Vet pada 2018 mencatat ada 25 kasus biota laut terdampak limbah buangan aktivitas manusia. Semua jenis plastik membahayakan biota laut baik yang makroplastik maupun mikroplastik.

Sementara itu, data yang dilansir peneliti lingkungan asal Universitas Georgia AS, Jenna Jambeck, Indonesia masuk dalam kategori penyumbang sampah laut nomor dua di dunia, setelah China. Dari hasil sampling, estimasi total sampah mencapai 1.186.134,41 ton dengan estimasi sampah plastik mencapai 488.095,89 ton.

Selasa, 16 April 2019

Sunguh Sadis Suami Bacok Istri Bersama Selingkuhannya Di Oki Sumsel

Sunguh Sadis Suami Bacok Istri Bersama Selingkuhannya Di Oki Sumsel

Sunguh Sadis Suami Bacok Istri Bersama Selingkuhannya Di Oki Sumsel

Sunguh sadis seorang suami yang berada di Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, secara sadis menghabisi istrinya dan selingkuhannya. Alasannya tidak lain adalah si istri berselingkuh dengan pria lainnya. Pria yang diduga selingkuhan si istri juga tewas ditangan suaminya. Pelaku adalah Nasir (45), warga Talang Rimba, Cengal, Ogan Komering Ilir. Ada dua korban tewas adalah istrinya, Siti Kaini (40), dan Ajono alias Jono (50). Keduanya dibantai di kebun karet tak jauh dari rumahnya, pada hari Jumat.

Sipelaku ini cemburu, dia bilang istrinya sudah lama selingkuh dengan korban. Jadi waktu mereka bertemu, si pelaku langsung bacok leher korban laki-laki, kata Kapolres OKI AKBP Donni saat dimintai konfirmasi lewat telepon oleh wartawan, pada hari Sabtu. Setelah membacok leher Jono hingga nyaris putus dan memastikan korban tewas, pelaku mendatangi istrinya. Dia pun melayangkan parang ke leher si istri hingga akhirnya tewas di lokasi.

Kedua korban meninggal dibacok sama pelaku di kebun karet. Setelah itu, pelaku pulang dan menyerahkan diri ke Polsek Cengal. Sekarang sedang dibuat BAP, imbuh Kapolres. Sipelaku mengaku sudah lama tahu dan kemarin adalah waktu yang tepat untuk dia menghabisi korban. Pelaku ini sudah punya rencana untuk membunuh kedua korban, kata Donni.

Bernama Nasir (45) yang nekat membacok sang istri, Siti Kani (40), dan pria idaman lain (PIL)-nya, Ajono alias Jono, karena diselingkuhi. Setelah membunuh dua orang itu, Akhirnya Nasir menyerahkan dirinya ke polisi. Nasir telah berhasil membunuh kedua korban, tersangka langsung pergi meninggalkan TKP menuju Polsek Cengal untuk menyerahkan diri berikut barang bukti parang yang digunakan tersangka untuk membacok kedua korban, kata Kapolres Ogan Komering Ilir (OKI) AKBP Donni Eka saat dimintai konfirmasi oleh wartawan, pada hari Sabtu.

AKBP Donni menjelaskan Nasir memilih menyerahkan diri karena takut pihak keluarga korban melakukan balas dendam. Setiba Nasir di Polsek Cengal, anggota langsung mengamankannya ke Mapolres OKI. Beberapa lama Setelah tersangka tiba di Polsek Cengal, karena khawatir akan ada serangan balasan dari keluarga korban, tersangka langsung dibawa ke Polres OKI dan saat ini tersangka di Polres OKI dalam keadaan aman, ungkapnya.

Pembunuhan itu terjadi pada hari Jumat di sebuah kebun di karet Talang Rimba, Cengal, OKI. Pembunuhan tersebut dilatarbelakangi sakit hati karena Nasir diselingkuhi istirinya selama 1 tahun. Peristiwa pembunuhan ini membuat geger warga. Pasalnya, kedua korban ditemukan tewas mengenaskan setelah dibacok pelaku.

Untuk alasan keamanan dari serangan keluarga korban, pelaku pun langsung dibawa ke Mapolres. Pelaku terancam Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman hukuman mati.

Senin, 15 April 2019

Seorang Ibu Depresi Yang Menguburkan Anaknya Secara Hidup-hidup

Seorang Ibu Depresi Yang Menguburkan Anaknya Secara Hidup-hidup

Seorang Ibu Depresi Yang Menguburkan Anaknya Secara Hidup-hidup

Bernama W (35) yang depresi menguburkan anaknya secara hidup-hidup, oleh seorang ibu di Kabupaten Purwakarta buta hati. Ibu W dengan nekat mengubur hidup-hidup buah hatinya sendiri yang baru berusia 5 bulan. Saat itu beruntung bayi tersebut selamat dari maut. Bayi mungil tak berdosa itu dikubur oleh W di belakang rumahnya di Kampung Pasirmuncang, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada hari Rabu. Bayi itu selamat setelah bibinya, Atikah (35) menggali lubang di belakang rumah W.

Berawal dari kecurigaan bibi bayi Atikah. Dia melihat sang bayi tak bersama W, yang berujar bayi telah hilang. Atikah tak lantas mempercayai dan langsung menuju ke belakang rumah lantaran hari sebelumnya melihat W tengah menggali lubang. Kemudian saksi Atikah langsung memeriksa ke belakang rumah dan menemukan ada dua lubang. Selanjutnya lubang yang pertama digali, tapi tidak membuahkan hasil. Lalu menggali lubang kedua dan menemukan ada kain putih dan tangan bayi, kemudian oleh saksi dan dibantu warga membawa bayi tersebut ke Puskesmas Wanayasa, ucap Kapolsek Kiarapedes IPTU Toto Herman Permana belum lama ini.

Lalu sang bayi lantas dirujuk ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Bayu Asih Purwakarta untuk mendapatkan perawatan medis secara intensif. Namun hingga kemarin,kondisi sang bayi terus menurun saat di rawat di RSUD Bayu Asih Purwakarta, Jawa Barat. Direktur Utama RSUD Bayu Asih Agung Darwis mengatakan penurunan kondisi bayi diakibatkan adanya pasir yang terhirup ke paru-paru si bayi. Pasir tersebut masuk memenuhi paru-paru yang diketahui merupakan alat vital pernafasan. Bayi mungil itu masih tergolek lemas tak berdaya.

Kondisinya kurang bagus, kritis, kata Agung. Kami sudah melakukan segalanya, jam 9 malam kemarin kita melakukan tranfusi, tapi memang bayinya masih hipotermi. Suhunya masih rendah 33 derajat celsius, yang normalnya kan 37,5 sampai 38, dia menambahkan. Di samping itu, polisi ikut bergerak. Polisi melakukan pemeriksaan terhadap W. Hasil pemeriksaan, polisi menyebut W diduga mengalami depresi.

Kondisi ibu bayi W yang mengalami depresi ini pun diamini oleh Ujang Solihin, suami W yang juga ayah bayi malang itu. Solihin menuturkan W depresi saat mengandung bayi tersebut. Depresi karena dulu pas kandungan tujuh bulan, dia diperiksa ke bidan. Katanya anak posisi kepalanya di atas, ada tulisan di buku kalau posisi seperti itu berbahaya. Jadi istri saya kepikiran terus. Enggak bisa tidur, satu malam itu tidurnya hanya dua jam, ujar Solihin.

Solihin menyebut sang istri juga kerap melamun saat mengandung anaknya itu. Hal ini dialami istrinya setelah melahirkan bayi tersebut. Dia mengungkapkan saat ini istrinya dibawa ke rumah mertuanya atau rumah orang tua W untuk mendapat pendampingan dari pihak keluarga. W Pasca melahirkan anaknya, istri sering melamun dan gelisah. Kalau waktu melahirkan anak pertama enggak apa-apa, normal, katanya.

Bupati Purwakarta Ibu Anne Ratna Mustika ikut bicara. Dia turut mengunjungi bayi itu. Menurut Anne, peristiwa ini baru pertama kali terjadi di Purwakarta. Dia terkejut saat mengetahui adanya kabar mengerikan ini. Namun ibu Anne tidak sepenuhnya menyalahkan sang ibu korban. Anne memerintahkan Dinkes Purwakarta sosialisasi tentang bahaya baby blues syndrome dan depresi pasca melahirkan.

Saya sudah koordinasi dengan Plt Kadinkes kesehatan, segera mengumpulkan bidan desa se-Kabupaten Purwakarta pada hari Minggu depan di aula Yudistira. Untuk dilakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai kehamilan dan sikap yang harus di lakukan pada ibu hamil, kata Bupati Anne.

Minggu, 14 April 2019

3 Orang PRT Indonesia Kabur Dari Rumah Majikannya

3 Orang PRT Indonesia Kabur Dari Rumah Majikannya

3 Orang PRT Indonesia Kabur Dari Rumah Majikannya

Terdapat tenaga kerja Indonesia di malaysia yang berusaha kabur dari rumah majikannya ada tiga pembantu rumah tangga (PRT) yang berasal dari Indonesia di Malaysia melarikan diri dari rumah majikan mereka setelah mengaku dianiaya. Seorang majikan yang kerjakan ketiga PRT itu disebut merupakan seseorang yang bergelar Tan Sri di Malaysia.

Telah diketahui bahwa Tan Sri merupakan gelar federal paling senior kedua, di bawah Tun, dan sebutan kehormatan yang digunakan untuk penerima gelar kehormatan Panglima Mangku Negara (PMN) dan Panglima Setia Mahkota (PSM). Gelar Tan Sri dianugerahkan oleh Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong.

Seperti yang dilansir oleh media lokal di Malaysia, pada hari Jumat, ketiga tenaga kerja PRT itu diyakini kabur dari sebuah bungalo di wilayah Country Heights, Kajang, yang berjarak 23 kilometer dari Kuala Lumpur. Mereka dibantu seseorang yang membawa mereka ke Kedutaan Indonesia di Kuala Lumpur untuk meminta bantuan lebih lanjut.

Para pejabat kedutaan mengajukan laporan pada tanggal 22 Maret terkait dugaan penganiayaan, sebut Wakil Komisioner Kepolisian Kajang, Ahmad Dzaffir Mohd Yussof dalam pernyataannya. Ketiga tenaga kerja yang sebagai korban, yang berusia 25-41 tahun, telah bekerja pada majikan mereka, masing-masing selama tujuh tahun, empat tahun dan enam bulan, imbuhnya. Identitas ketiga PRT asal Indonesia itu tidak diungkap lebih lanjut ke publik.

Kepada polisi setempat, ketiga PRT itu mengaku mendapatkan perlakuan kasar dari majikan mereka. Identitas majikan ketiga PRT ini juga tidak diungkap lebih lanjut, hanya disebut bahwa si majikan bergelar Tan Sri dan tinggal di area kelas atas di Kajang. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa mereka ketiga PRT kabur karena tidak tahan menghadapi perlakuan kasar oleh majikan mereka dan istrinya yang seorang Puan Sri, ucap Ahmad Dzaffir. Diketahui bahwa Puan Sri merupakan sebutan kehormatan untuk istri seorang Tan Sri.

Para tenaga kerja Indonesia itu mengklaim mereka dipukul dan ditampar, juga ditahan gaji dan paspor mereka, ujarnya. Disebutkan Ahmad Dzaffir bahwa ketiga PRT itu melarikan diri dari rumah majikannya dengan memanjat pagar, kemudian dibantu seorang pria yang tidak mereka kenal, yang bersedia membawa mereka ke Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia.

Dari penyelidikan di lokasi berujung penyitaan dua paspor dan sebuah i-card milik para korban yang ditahan oleh sekretaris tersangka, ungkap Ahmad Dzaffir. Sedang dalam pemeriksaan medis pada korban menunjukkan tidak ada tanda-tanda luka fisik. Pemeriksaan yang sama juga menunjukkan tidak ada tanda-tanda penganiayaan seksual atau mental pada korban, imbuhnya. Ditambahkan Ahmad Dzaffir bahwa ketiga korban telah dikirimkan ke sebuah tempat aman di suatu lokasi, setelah perintah perlindungan sementara diterbitkan pengadilan setempat.

Sabtu, 13 April 2019

Nenek Mengaku Bisa Menggandakan Uang Dengan Ratusan Juta

Nenek Mengaku Bisa Menggandakan Uang Dengan Ratusan Juta

Nenek Mengaku Bisa Menggandakan Uang Dengan Ratusan Juta

Saat ini polisi berhasil menangkap nenek bernama Tampa (61) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Seorang nenek itu diduga melakukan penipuan dengan modus mengaku bisa menggandakan uang dengan cepat. Penipuan baru diketahui setelah korban bernama Hapsa melapor ke polisi. Sinenek atau sipelaku meminta korban menyetor uang Rp 100 juta dengan mengiming-imingi uang bisa berlipat ganda menjadi Rp 2 miliar.

Pada bulan September 2017 datang korban Haji Hapsa bilang mereka mau kontrak rumah untuk berdagang di situ. Dua hari kemudian datang anaknya Haji Hapsa dari Jogja, dan dia pelaku mengiming-imingi orang apabila memasukan uang sebesar Rp 100 juta akan dilipat gandakan menjadi Rp 2 miliar, sehingga haji Hapsa percaya, ujar Kapolsek Bontoala, Kompol Saharuddin, pada hari Kamis.

Seorang haji Hapsa tergiur dengan tawaran pelaku, korban menyerahkan uang secara bertahap dengan total Rp 350 juta. Pada awal September diserahkan Rp 57 Juta, dua bulan kemudian sempat ditransfer Rp 10 juta, Rp 25 juta. Sampai tiga bulan total menjadi Rp 350 juta, ujar Saharuddin.

Namun hingga dua tahun menunggu, korban tak kunjung mendapatkan hasil yang dijanjikan pelaku. Pelaku malah melarikan diri ke Jakarta. Saat di Jakarta, pelaku kembali menelepon korbannya tersebut dan kembali meminta uang sebesar Rp 200 juta. Kali ini pelaku berjanji segera memberikan uang sebesar Rp 5 miliar yang telah disimpannya.

Pada bulan maret 2019, tersangka menelpon Hapsa meminta Rp 200 juta, dengan alasan apabila ibu membawa uang Rp 200 juta maka uang Rp 5 miliar akan dikeluarkan, dia akan buka kunci ambil uang Rp 5 miliar, sambung Saharuddin. Korban yang datang ke Jakarta akhirnya sadar ditipu. Tapi korban berhasil membawa pelaku ke Makassar. Empat malam kemudian tidak datang itu uang, akhirnya mereka (korban) membawa tersangka ke Makassar, kata Saharuddin.

Para korban penipuan bermodus penggandaan uang yang dilakukan seorang nenek bernama Tampa (61) bertambah. Saat ini korbannya tidak hanya berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), tapi juga dari sejumlah kota lain. Ada 3 korban lagi melapor, ucap Kapolsek Bontoala Kompol Saharuddin pada hari Kamis.

Saharuddin menyebut tiga korban baru itu atas nama Andi Nurma dari Nunukan, Kalimantan Utara; Wiwi dari Bekasi, Jawa Barat; dan Ferdinand dari Jakarta. Andi ditipu Rp 500 juta, Wiwi Rp 100 juta, sedangkan Ferdinand Rp 100 juta. Para korban menerima kerugian dengan total jadinya sekarang Rp 1,25 M, ujar Saharuddin.

Korban pertama dari nenek Tampa sebelumnya berasal dari Makassar atas nama Hapsa. Dia ditipu Rp 550 juta. Nenek Tampa ditangkap sendiri oleh Hapsa di Terminal Rambutan, Jakarta, dalam pelariannya. Hapsa mengalami kerugian Rp 550 juta saat diiming-imingi nenek Tampa bila uang itu bisa digandakan menjadi Rp 5 miliar. Polsek Bontoala saat ini masih memeriksa intensif nenek Tampa. Selain itu, polisi masih menggali informasi adanya korban lain di sejumlah kota lain.

Jumat, 12 April 2019

Seorang Pria Mebuang Bayi Perempuan Didalam Kresek Disaung Bata Ciamis

Seorang Pria Mebuang Bayi Perempuan Didalam Kresek Disaung Bata Ciamis

Seorang Pria Mebuang Bayi Perempuan Didalam Kresek Disaung Bata Ciamis

Seorang warga Cimaragas, Kabupaten Ciamis digegerkan dengan penemuan bayi cantik dalam kantong kresek yang berada di saung bata, Dusun Rancagede pada hari Kamis siang. Bayi tersebut ditemukan oleh seorang warga saat pulang dari sawah. Bayi berparas cantik itu kini berada di Puskesmas Cimaragas. Kondisinya dipastikan sehat, memiliki berat 2,9 kilogram, panjang 49 sentimeter, lingkar kepala 32 sentimeter dan lingkar dada 30 sentimeter. Pada kaki kanan sebelah bawah terdapat tanda tompel hitam cukup besar. Bayi itu dibungkus oleh baju daster hitam motif bunga.

Menurut pengakuan dari saksi Elin Herlina sebelumnya terlihat ada sebuah mobil Fortuner hitam plat D berhenti di pinggir jalan. Terlihat seorang pria masih muda, membawa kresek dan menaruhnya di atas kayu saung bata. Seorang pria tersebut sempat bertanya arah menuju Ciamis, setelah itu pergi ke arah Banjar. Pria tersebut berlogat Sunda. Waktu saya pulang dari sawah, lihat mobil hitam berhenti. Lalu dihampiri, dikira tamu. Lalu ada laki-laki bawa kresek habis pulang dari saung bata, berpapasan, bertanya mau cari arah jalan ke Ciamis. Saya melihat ada kresek di atas kayu. Takutnya itu bom, tapi terdengar suara bayi sambil kakinya bergerak. Lalu saya berteriak tolong, katanya.

Elin sendiri mengaku sempat lemas setelah menemukan bayi tersebut. Ia berteriak-teriak meminta mobil itu kembali setelah kabur usai membuang bayi. Kata Kasat Reskrim Polres Ciamis AKP Hendra Virmanto membenarkan adanya temuan bayi tersebut. Polres Ciamis saat ini melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian dan mengumpulkan keterangan saksi untuk memburu pelaku pembuang bayi. Setelah ditemukan, kemudian warga melapor ke Polsek Cimaragas. Saat melihat kantong tersebut tenyata bayi berjenis kelamin perempuan itu langsung di bawa ke Puskesmas Cimaragas untuk mendapat perawatan, ujar Hendra.

Bayi yang di temukan dalam kantong plastik sementara itu Bidan Puskesmas Cimaragas Hernawati menyatakan setelah diperiksa, bayi cantik tersebut dalam keadaan sehat. Meski sedikit hipotermia atau kedinginan ringan. Setelah diberi lampu langsung bisa menangis. Diperkirakan bayi tersebut baru satu jam dilahirkan sebelum ditemukan. Kondisi tali pusarnya terlihat masih segar. Saat dicek bayi normal usia 9 bulan dalam kandungan jadi tidak perlu di inkubator, katanya.

Bayi cantik ini sementara masih di Puskesmas Cimaragas, untuk dipantau kesehatannya. Banyak dari warga yang mengetahui adanya penemuan bayi langsung berdatangan kesaung tersebut. Mereka bermaksud ingin mengasuh bayi malang tersebut. Salah satunya, Ujang Solihin. Ia mengaku lokasi penemuan bayi tersebut adalah saung yang dulu ia bangun. Ia bersedia untuk merawat bayi tersebut. Saya siap menempuh prosedurnya asal bisa merawat bayi cantik ini, ujar Ujang.

Rabu, 10 April 2019

Berita Hoaks Selama Ini Dalam Kasus Kelamin Menantu Besar Dibuktikan Polisi

Berita Hoaks Selama Ini Dalam Kasus Kelamin Menantu Besar Dibuktikan Polisi

Berita Hoaks Selama Ini Dalam Kasus Kelamin Menantu Besar Dibuktikan Polisi

Seorang mertua di Probolinggo melaporkan menantunya ke polisi karena diduga menjadi penyebab kematian sang putri lantaran memiliki ukuran kelamin terlalu besar. Namun dugaan tersebut tidak terbukti, karena pada kenyataannya ukuran alat kelamin sang menantu terbilang normal.

Pada hari Rabu, polisi mendatangi pelapor yakni Nedi Sito (55), Warga Dusun Brukan, Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo. Ia merupakan ayah dari Jumantri, perempuan yang meninggal yang dikatakan kematiannya karena ukuran alat kelamin suaminta, Barsah, terlalu besar. Selain mengumpulkan keluarga korban, polisi juga memanggil sang menantu yang dilaporkan, Barsah. Pertemuan keduanya disaksikan Kades Maron Kidul, Ridwanto.

Agar fakta terungkap, Barsah diminta menunjukkan kelaminnya di hadapan petugas. Yang disaksikan pihak keluarga dan kades setempat. Dalam pembuktian tersebut, semua pihak sepakat bahwa ukuran alat kelamin terlapor normal seperti pria pada umumnya. Setelah difasilitasi antara pelapor dan terlapor, dan melihat secara langsung ukuran alat kelamin yang dikira besar, ternyata ukuran standar orang Asia, jadi saat itu juga mertua mencabut laporannya dan saling memaafkan. kata Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Riyanto, pada hari Rabu.

Nedi meminta maaf pada Barsah karena sebelumnya mempercayai isu yang beredar terkait penyebab kematian sang putri. Kini pihak keluarga lega dan percaya bahwa Jumantri meninggal karena menderita epilesi. Gangguan neurologis jangka panjang itu dideritanya sejak usia 14 tahun.

Nedi melaporkan Barsah setelah mendengar kabar yang beredar terkait kematian Jumantri. Kabar tersebut menyatakan bahwa kematian perempuan tersebut disebabkan ukuran alat kelamin Barsah yang terlalu besar. Nedi begitu gampang termakan isu tersebut, terlebih karena ia tahu bahwa sang putri meninggal setelah melakukan hubungan intim dengan Barsah.

Polisi sudah memastikan jika meninggalnya Jumantri bukan karena alat kelamin sang suami, Barsah yang berukuran tidak wajar. Tapi karena epilepsi yang diderita Jumantri kambuh saat berhubungan badan. Kasat Reskrmin Polres Probolinggo, AKP Riyanto mengatakan, kematian Jumantri murni karena penyakitnya kambuh. Kesimpulan itu diambil polisi setelah melihat hasil rekam medis korban. Jumantri diketahui telah menderita epilepsi atau yang kerap disebut penyakit ayan sejak berusia 14 tahun.

Riyanto meminta masyarakat dan sejumlah pihak tidak membesar-besarkan perkara kematian Jumantri dengan menyebarkan berita hoaxs. Menurutnya, masalah tersebut sudah selesai dengan damai dan kekeluargaan. Bahkan Nedi Sito (55), ayah Jumantri telah mencabut laporannya dari kepolisian. Sebab, Barsah tidak terbukti memiliki alat kelamin melebihi ukuran normal. Saat dilakukan pemeriksaan yang disaksikan pihak keluarga dan kades setempat, ternyata ukuran alat kelamin Barsah sama seperti lelaki pada umumnya.

Intinya masalah laporan dan tuduhan berkelamin besar sudah selesai, dan tak perlu diperpanjang lagi dengan berita yang tidak tetap. Karena baik mertua dan menantunya sudah kompak, memilih jalan damai, imbuh Riyanto saat dihubungi oleh wartawan, pada hari Rabu.

Riyanto berharap, apa yang dialami keluarga Nedi menjadi pembelajaran bagi masyarakat lainnya. Warga diimbau untuk tidak gegabah membuat laporan ke polisi atas informasi atau kabar yang belum jelas kebenarannya. Sebelumnya diberitakan, Nedi, warga Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo melaporkan sang menantu, Barsah karena diduga memiliki ukuran alat kelamin yang terlalu besar.

Ukuran alat kelamin pria tersebut dianggap menjadi penyebab kematian Jumantri. Laporan tersebut Nedi buat setelah mendengar isu tentang ukuran alat kelamin Barsah yang ternyata isapan jempol belaka.

Selasa, 09 April 2019

Seorang Mahasiswa Yang Membunuh Ica Dan Mengahabisi Uang Ica

Seorang Mahasiswa Yang Membunuh Ica Dan Mengahabisi Uang Ica

Seorang Mahasiswa Yang Membunuh Ica Dan Mengahabisi Uang Ica

Penemuan Oon Saonah (33) alias Ica yang tewas dibunuh oleh seorang mahasiswa, inisial RFH (22). Pelaku mencekik mati Ica di kamar hotel. Polisi mengungkap hubungan Ica dan RFH. Mereka berdua adalah korban dan pelaku ini pacaran, ucap Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Febry Kurniawan Ma'ruf kepada wartawan saat dihubungi melalui telepon, pada hari Selasa. Ica ditemukan tak bernyawa di sebuah hotel di Kota Tasikmalaya kamar nomor 106 pada hari Rabu. Lebih dari sepekan penyelidikan, personel Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota berhasil mengungkap pelaku yaitu RFH. Pemuda tersebut mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Tasikmalaya.

Febry mengatakan keduanya sudah menjalin hubungan asmara selama dua tahun belakangan ini. Sepanjang masa pacaran, kata Febry, tersangka justru memanfaatkan uang dari korban yang sehari-hari berwirausaha. Tersangka ini manfaatin dia. Bahkan tersangka punya pacar yang lainnya, kata Febry. Sesaat sebelum tewas, tersangka dan Ica bertemu di sebuah hotel. Di hotel itulah, tersangka lantas meminjam uang Rp 4 juta. Namun, Ica tak memberi uang tersebut.

Tersangka ini menakut-nakuti dengan mencekik leher korban, tutur Febry. Korban pun teriak. Tak disangka, RFH justru semakin kencang mencekik leher Ica. Tersangka mencekik sampai korban meninggal dunia, ucap Febry. Permintaan tersebut dilakukan RFH saat bertemu dengan Ica di sebuah kamar hotel di Kota Tasikmalaya pada hari Rabu lalu. Kepada polisi, RFH mengaku berniat meminjam uang untuk melunasi hutang.

Tersangka meminjam uang kepada korban, katanya buat bayar utang, tutur Febry. Ica saat itu tak memberi pinjaman. RFH pun naik pitam. Dia lantas mencekik leher Ica. Awalnya cekikan tak begitu keras, namun Ica yang berteriak membuat RFH mengeraskan cekikan hingga Ica tak sadarkan diri.

Tersangka mencekik sampai korban meninggal dunia, kata Febry. Selain menghabisi nyawa kekasihnya, Oon Saonah (33) alias Ica, mahasiswa berinisial RFH (22) menggondol uang Rp 70 juta. Duit itu digunakan RFH untuk foya-foya bersama teman-temannya dan pacarnya. Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Febry Kurniawan Ma'ruf mengatakan uang tunai sebanyak itu itu berasal dari tas korban. Uang diambil setelah RFH menghabisi nyawa Ica.

Setelah korban meninggal dunia, tersangka mengambil uang tunai Rp 70 juta dari tas korban, ucap Febry kepada wartawan, pada hari Rabu. RFH awalnya hanya ingin meminjam uang sebesar Rp 4 juta kepada Ica. Uang tersebut berdasarkan pengakuan RFH akan digunakan membayar utang. Namun, saat pertemuan di sebuah hotel di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, pada hari Rabu, Ica tak menuruti permintaan tersangka. RFH murka. Mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Tasikmalaya itu mencekik leher Ica hingga tewas.

RFH lantas melihat tas Ica. Saat itu, tersangka melihat Ica membawa uang pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu yang jumlah totalnya mencapai Rp 70 juta lalu RFH meninggalkan hotel. Setelah mengambil uang, tersangka kabur. Tersangka melakukan perbuatannya seorang diri, ujar Febry. RFH diketahui membeli sejumlah barang berharga dari duit tersebut. Uang itu dibelikan barang-barang seperti HP (handphone) dan bayar utang, kata Febry.

RFH dibekuk tim Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota pada hari Senin. Dari penangkapan tersebut polisi mengamankan barang bukti berupa satu unit ponsel, 4 buah buku tabungan yang diduga penyimpanan hasil kejahatan dan bukti setoran bank senilai Rp 25 juta.

Mahasiswa berinisial RFH (22) nekat menghabisi nyawa Oon Saonah (33) alias Ica. Usai membunuh, RFH pun berfoya-foya pakai duit yang digondol dari tangan Ica. Aksi pembunuhan tersebut berlangsung saat keduanya bertemu di sebuah kamar hotel di Kota Tasikmalaya pada hari Rabu lalu. Saat itu, RFH memang hendak meminjam uang sebesar Rp 4 juta kepada Ica untuk membayar utang.

Namun, Ica saat itu tak memberi pinjaman. RFH pun naik pitam. Dia lantas mencekik leher Ica. Awalnya cekikan tak begitu keras, namun Ica yang berteriak membuat RFH mengeraskan cekikan hingga Ica tak sadarkan diri. Tersangka mencekik sampai korban meninggal dunia, kata Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Febry Kurniawan Ma'ruf.

Ica tak berdaya melawan berdaya melawan kekasihnya itu. Dia kehabisan nafas hingga meninggal dunia di tempat. Selesai membunuh, RFH melihat tas yang dibawa Ica. Ternyata tas Ica penuh dengan duit pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu. Tanpa pikir panjang ditambah tengah membutuhkan uang, RFH pun langsung membawa uang yang ada di dalam tas Ica itu yang jumlahnya Rp 70 juta.

Setelah korban meninggal dunia, tersangka mengambil uang tunai Rp 70 juta dari tas korban. Setelah itu tersangka kabur, katanya. Febry mengatakan RFH melakukan perbuatannya seorang diri. Uang Rp 70 juta yang digondolnya lantas digunakan untuk foya-foya. Kepada polisi, RFH mengaku sebagian uangnya untuk dipakai bayar utang dan sebagian lagi dibelikan barang elektronik.

Uang itu dibelikan barang-barang seperti HP (handphone) dan bayar utang, ucap Febry. RFH dibekuk tim Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota pada hari Senin. Dari penangkapan tersebut polisi mengamankan barang bukti berupa satu unit ponsel, 4 buah buku tabungan yang diduga penyimpanan hasil kejahatan dan bukti setoran bank senilai Rp 25 juta.

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah Ada seorang SPG di Samarinda, Kalimantan Timur yang harus berurusan dengan ap...