Festival Truk Custom Di Yogyakarta

Festival Truk Custom Di Yogyakarta

https://newskorandays.blogspot.com/2018/09/festival-truk-custom-di-yogyakarta.html

AGEN POKER Puluhan truk-truk sedang cakep mejeng di jalanan Kota Yogyakarta. Truk modifikasi dari berbagai daerah tersebut sedang berkeliling di tengah kota. Parade truk ini mengawali Festival Truck Yogyakarta di Jogja Expo Center (JEC) di Bantul pada tanggal 8-9 September 2018 besok. Pertama kami ingin mewarnai Yogya istimewa dengan sesuatu yang istimewa. Ini pertama kalinya ada gelaran festival truk, kata Ketua Penyelenggara Festival Truk Yogyakarta Indro Kimpling Suseno kepada wartawan, pada hari Jumat (7/9/2018).

Parade truk cakep dimulai di Jalan Ipda Tut Harsono tepatnya di timur Balai Kota Yogyakarta pukul 09.13 WIB. Parade truk cakep tersebut dibuka oleh Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi dan Kapolresta Kombes Pol Armaini. Dan dikawal dengan mobil patroli dengan Rute parade yakni Jl Ipda Tut Harsono - Jl Kenari - Jl Gayam - Jl dr. Sutomo Jembatan Layang - Kridosono - Jl Abubakar Ali - Jl Malioboro - Jl P Senopati - Gindomanan - Jokteng Wetan ke Timur - Tungkak - Jl Veteran - Gedong Kuning - JEC.

Indro menuturkan ada 30 truk cakep mejeng di jalanan Kota Yogyakarta. Parade truk cakep tersebut bertujuan untuk mengedukasi masyarakat bahwa cara berkreatifitas bisa melalui banyak media, termasuk truk. Kan tidak terbayang truk bisa dikreasikan seperti ini. Jadi ternyata dari kalangan owner truk itu ada semacam suatu kebanggaan untuk merias truknya dengan total, yang menghabiskan energi dan biaya yang tak sedikit, ujarnya.

Adapun owner truk yang berpartisipasi di Festival Truck Yogyakarta berasal dari 14 daerah di seluruh Indonesia. Di antaranya dari Kalimantan Barat, Padang, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Lombok, dan beberapa wilayah lainnya.

Kami ingin membuktikan bahwa dunia truk ini dekat dengan dunia kreatifitas. Kadang-kadang kita pikir itu angkutan biasa. Kami ingin memberikan suatu derajat seni kreatifitas yang tinggi kepada dunia truk di Indonesia, paparnya. Sementara Heroe Poerwadi mengapresiasi terselenggaranya Festival Truck di Yogyakarta. Menurutnya, festival dan parade truk cakep tersebut berhasil memberikan warna tersendiri bagi dunia seni modifikasi.

Sebenarnya sopir truk sejak dulu kreatif-kreatif. Sementara sekarang ini mereka (owner truk) melakukan modifikasi yang luar biasa, dengan berbagai macam sentuhan seni kreatif, pungkas Heroe.

Jadi dari sisi artistik, teknologi, teknik struktur fisik, bisa membuat truk modifikasi ini layak sejajar dengan kreativitas seni lainnya, kata Ketua Penyelenggara Yogyakarta Truck Festival 2018, Indro Kimpling Suseno di JEC, Sabtu (8/9/2018).

Peserta festival ini sebanyak 140 truk, 40 unit pikap, dan miniatur 40 unit, berasal dari sejumlah daerah di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, dan Lombok. Indro menyebutkan ada 15 kriteria penilaian dalam kontes antara lain interior eksterior, sound, mesin, ekstrem modifikasi, elegan standar, lukis, airbrush, dan cuting stiker.

Meski dimodifikasi tapi truk-truk peserta Yogyakarta Truck Festival ini masih ada yang dipakai untuk aktivitas sehari-hari. Karena modifikasi yang diusung tetap mengutamakan aturan lalu lintas. Ada juga yang klangenan, khusus tidak dipakai angkutan harian," tuturnya.

Indro mengungkapkan biaya yang dirogoh para peserta untuk modifikasi truk bervariasi, mulai dari Rp 50 juta-Rp 400 juta.

Indro ingin Yogyakarta Truck Festival yang baru digelar perdana ini menjadi agenda rutin tahunan dan bisa menggaet peserta dari mancanegara. "Kita ingin ke depan bisa bertaraf internasional, pelaksanaan tetap di Yogya, karena ruh di Yogya cukup kuat," ujarnya.

Selain sebagai ajang kontes dan festival, Indro juga berharap acara ini menjadi destinasi wisata baru di Yogyakarta.

Kemarin truk sudah pawai di jalanan Yogya, bisa menjadi hiburan bagi masyarakat dan wisatawan, tempat kopi darat para truker, juga memberi contoh tertib lalu lintas. Kita juga ingin menyampaikan pesan bahwa dulu truk dikenal modifnya konvensional, sekarang berkembang cukup pesat tapi tetap mempertahankan fungsional sebagai moda angkutan barang kebutuhan masyarakat, imbuhnya