Sabtu, 27 Juli 2019

Udara Di Jakarta Parah Karena Polusi Udara Dan Proyek-proyek

Udara Di Jakarta Parah Karena Polusi Udara Dan Proyek-proyek

Udara Di Jakarta Parah Karena Polusi Udara Dan Proyek-proyek

Kualitas udara Ibu Kota sedang parah-parahnya. Penyebab polusi itu disebut-sebut berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor hingga yang teranyar dari debu proyek pembangunan. Memangnya seberapa parah polusinya? Setidaknya pada hari Sabtu pagi kualitas udara Jakarta lebih parah dibandingkan hari sebelumnya ukuran kualitas udara itu diketahui dari aplikasi AirVisual yang mendapatkan data dari alat pemantau udara yang berada di Kedutaan Amerika Serikat, Pegadungan, Kemayoran, Pejaten Barat, Rawamangun, dan Mangga Dua.

Dari AirVisual menunjukkan Air Quality Index (AQI) untuk menggambarkan tingkat keparahan kualitas udara di suatu daerah atau Kota-Kota Besar. AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, seperti PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah. Rentang nilai dari AQI adalah 0 sampai 500 semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut.

Saat dicek oleh wartawan pada situ AirVisual, kualitas udara di Jakarta pada hari Sabtu berada pada 155. Sedangkan pada keesokan harinya pada pukul 07.00 WIB kualitas udara di Jakarta ada di angka 177 angka itu diperbarui setiap 1 jam sekali dan diketahui pada pukul 15.00 WIB angka itu turun di 164. Situs itu menyebut kualitas udara Jakarta tidak sehat dan mengimbau warga untuk menggunakan masker, tidak membuka jendela, dan tidak beraktivitas di luar ruangan. Pemprov DKI Jakarta melalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Andono Warih menyebutkan setidaknya ada 2 penyebab kondisi itu. Apa saja?

Andono mengatakan 2 faktor penyebab makin buruknya kualitas udara Jakarta adalah musim kemarau dan proyek pembangunan. Khusus terkait proyek pembangunan, Andono menyoroti banyaknya proyek pelebaran trotoar di pusat kota. Saya kemarin dapat laporan dari teman-teman Laboratorium LH, di seputaran Thamrin itu lagi pembenahan trotoar.... Kebetulan titik kami pun termonitor, pengukuran Dinas LH itu. Jadi akan berpengaruh, kata Andono.

Apalagi, lanjut Andono, pada titik-titik pembangunan itu berimbas pada kemacetan. Menurut Andono, kemacetan itu berimbas pula pada buruknya kualitas udara. Sekarang sedang ada pembangunan trotoar, di Cikini juga dilihat. Dari sumber primer sendiri bikin debu, sekunder juga nambah kemacetan kan asap lebih banyak. Kan di titik itu saat ini tentu akan ada peningkatan sementara ini, kata Andono.

Andono sempat memberikan solusi atas hal itu. Menurut Andono, sebaiknya para pekerja proyek itu rajin-rajin menyiramkan air agar debu yang muncul dari proyek itu tidak berterbangan. Kami dari Dinas LH mengimbau kepada pelaku proyek untuk sering-sering siram (air) di lokasi proyek supaya, istilah membantu, debu tidak bertebaran ke mana-mana. Kan begitu, minimal itu, ujar Andono.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan bukannya tidak melakukan apa-apa. Berbagai solusi coba diterapkan. Apa saja? Anies pada awal bulan Juli atau tepatnya pada sempat menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan penangkalan polusi udara dengan cara yang ditempuh mulai dari kewajiban uji emisi bagi setiap kendaraan hingga menggunakan tanaman lidah mertua. Pada bus-bus kita yang hari ini mengeluarkan asap polusi yang luar biasa tinggi sedang dalam proses untuk pergantian di BPBJ dan sudah dalam proses harapannya, kendaraan-kendaraan yang merusak kualitas udara kita diganti dengan yang baru dan ini harapannya sebagian sudah bisa dilakukan di tahun 2019, ujar Anies saat itu.

Anies juga mewajibkan seluruh bengkel di Jakarta dan SPBU memiliki alat uji emisi. Total hingga saat ini sudah ada 150 bengkel yang memiliki alat uji emisi. Bahkan, Anies juga mengatakan saat ini Pemprov dengan PT PLN sedang membicarakan rencana baterai untuk pengganti mesin generator agar tidak menimbulkan asap berlebih. Selain itu, Pemprov DKI Jakarta akan membagikan tanaman lidah mertua untuk menekan polusi udara. Bapak Anies menyebut lidah mertua bukan satu-satunya tanaman untuk mengatasi polusi udara di Ibu Kota.

Sedangkan terkait perkembangan saat ini yang ternyata menunjukkan masih buruknya polusi udara, Anies belum berkomentar lebih. Dia mengaku tengah akan memberikan penjelasan terperinci. Ya nanti kita jelaskan khusus, lengkap, ucap Anies kepada wartawan, pada hari Kamis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah Ada seorang SPG di Samarinda, Kalimantan Timur yang harus berurusan dengan ap...