Polisi Bandung Yang Sulap Kawasan Kumuh Jadi Hijau Oleh Aiptu Wawan
https://newskorandays.blogspot.com/2018/10/polisi-bandung-yang-sulap-kawasan-kumuh.htmlAGEN POKER Berkat dari keprihatian akan lingkungan tempat tinggalnya, Wawan Setiawan mulai bergerak hati kecilnya. Anggota polisi tersebut mampu menyulap kawasan kumuh menjadi hijau ditengah-tengah lingkungan perkotaan Bandung.
Pada awalnya, lokasi tempat tinggal Wawan di RW 04 Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung merupakan lokasi yang kumuh. Kawasan tersebut berada tepat di pinggir bantaran sungai Cilimus, anak sungai Cikapundung. Bahkan kawasan tempat tinggal Wawan bisa disebut negara beling. Penataan kawasan tempat tinggalnya sudah dimulai sejak tahun 2008. Dirinya menanam sejumlah pohon produktif dibantaran kali Cilimus. Namun, saat itu usahanya belum maksimal lantaran dia masih bertugas di Polres Indramayu.
Barulah pada tahun 2014, polisi berpangkat Aiptu ini pindah tugas ke Polrestabes Bandung. Saat itu, upayanya untuk menyulap kawasan tempat tinggalnya kembali dilanjutkan Aiptu Wawan. Apalagi, tekad Wawan selaras dengan program Ridwan Kamil yang saat itu baru dilantik menjadi Wali Kota Bandung. Kang Emil sapaan Ridwan, saat itu membuat program Bandung berkebun dimana setiap lingkungan harus memiliki lahan untuk bercocok tanam.
Ketika itu setiap wilayah dikasih tanaman yang diberikan oleh dinas pertanian. Nah saat itu saya bingung mau menempatkan tanaman ini dimana, ujar Wawan saat ditemui di kediamannya, pada hari Minggu (7/10/2018). Kebingungan Wawan tersebut lantaran tak ada lahan untuk berkebun. Hal itu beralasan sebab kondisi lingkungan Wawan padat penduduk.
Wawan terus mencari ide hingga akhirnya dia menemukan cara menanam tanaman dengan membuat paranggong. Paranggong merupakan sebuah tempat atau rambatan yang bisa menempatkan sejumlah tanaman. Paranggong yang dibuat Wawan berupa panggung berbahan bambu. Paranggong itu dihamparkan di atas sungai Cilimus sepanjang 350 meter yang berada di tengah wilayahnya.
Awalnya hanya ada beberapa paranggong saja. Tapi sekarang sudah ada 8 paranggong. Setiap paranggong 10 meter ukurannya, kata dia. Diatas panggung bambu itu, beberapa jenis sayuran ditanam dari mulai saledri, tomat hingga cabai. Setiap hari tanaman tersebut diurus hingga daunnya terlihat hijau di tengah kawasan padat penduduk. Aroma bau sungai pun tak tercium berkat ditutup aneka tanaman di atasnya.
Pada awalnya, Wawan mengaku sulit mengajak warga sekitar untuk mulai berkebun. Apalagi Wawan harus membagi tugas antara menjadi pelayan masyarakat sebagai Bhabinkamtibmas di Kelurahan Pelindung Hewan, Astana Anyar. Bahkan Wawan bercerita harus menyirami tanaman yang ditempatkan di depan rumah tetangganya dahulu untuk bisa merangsang minat berkebun tetangganya.
Ada yang harus dikorbankan memang. Pertama meluangkan waktu artinya menyampaikan dari rumah ke rumah betapa pentingnya menjaga lingkungan, lalu berani korban harta membiayai sedikit untuk berkebun dan korban diri, saya harus menyirami tanaman yang ada di depan rumah tetangga, kata Wawan yang juga menjabat sebagai ketua RW setempat. Usaha Wawan membuahkan hasil. Pelan-pelan warga mulai terangsang untuk ikut bersama-sama membangun kebun di lingkungannya. Wawan pun bersyukur, usahanya berakhir maksimal.
Alhamdulilah respons warga baik. Karena mereka melihat hasil dulu dari usaha saya. Dulunya kurang sejuk, kini dengan ditanami sayuran, suasana lingkungan jadi sejuk. Sungai yang dulunya bau, sekarang bisa berkurang rasa baunya, ucap Wawan. Kini warga sekitar sudah memetik hasilnya. Suasana asri nan sejuk memanjakan mata terlihat dilingkungan yang sebelumnya kumuh.
Suasana semakin asri dengan aneka mural yang digambar di tembok-tembok bantaran dan rumah warga yang menghadap ke arah sungai. Warga sekitar juga tetap menjaga kebersihan lingkungannya.
Sukses menyulap kawasan kumuh menjadi kawasan hijau di tengah Kota bandung, Aiptu Wawan Setiawan juga menebar virus kebaikan. Salah satunya mengubah bandar Narkoba menjadi petani. Bandar narkoba tersebut ialah Dedi Royani (58). pria yang akrab disapa Yayan itu sudah melintang didunia hitam narkotik di Kota Bandung. Yayan kerap menjadi target operasi (TO) polisi di Bandung lantaran mengedarkan barang haram.
Saya dulu bandar sabu-sabu, ganja, obat koplo dan lainnya. Dulu kalau daerah Bandung Barat sama Bandung tengah yang cari barang, pasti datang ke sini, ke saya, kata Yayan saat berbincang dikediamannya, pada hari Minggu (7/10/2018). Yayan merupakan warga RW 04 Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung. Yayan menuturkan kawasan itu sebelumnya kumuh bahkan tak sedikit orang-orang yang meminum minuman keras (miras) di pinggir bantaran sungai Cilimus.
Dulu mah kalau mabuk atau make ya dipinggir-pinggir sungai saja, kata dia. Yayan yang kerap kabur-kaburan dari kejaran polisi akhirnya tertangkap pada tahun 2011. Dia masuk bui selama kurang lebih satu tahun.
Keluar penjara di tahun 2012, Yayan perlahan mulai merasakan dampak atas perbuatannya. Keluarganya hancur istri dan anaknya meninggalkan dis begitu saja. Warga sekitar pun memandang sebelah mata kepada Yayan. Semenjak keluar masih ada saja yang ngajakin. Tapi saya tahan-tahan, katanya.
Yayan akhirnya bertemu dengan Wawan yang kebetulan baru pindah tugas dari Polres Indramayu ke Polrestabes Bandung. Yayan lantas bercerita kepada Wawan soal nasibnya itu. Sebenarnya kalau lihat polisi takut, trauma. Tapi sama beliau atau Wawan disambut baik. Akhirnya saya laporan, cerita soal keluarga sampai masih ada yang ngajakin balik lagi atau jual narkoba. Pak Wawan langsung ambil HP (handphone) saya, terus dihancurin biar enggak berhubungan lagi sama yang lain, ucapnya.
Wawan lantas mengajak Yayan untuk sama-sama membangun area berkebun dilingkungan tersebut. Polisi yang kini bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Kelurahan Pelindungan Hewan, Kecamatan Astana Anyar meyakinkan Yayan jika warga tak akan memandang sebelah mata atau takut kepada eks napi seperti dirinya.
Dia juga sempat bilang sama saya kalau saya kembali lagi, bukan polisi lain yang nangkap saya, tapi dia sendiri. Akhirnya saya mau disamping kapok dan malu anak sudah gede, keluarga juga hancur, katanya
Usaha Yayan membuahkan hasil. Dia membuat panggung bambu atau paranggong didepan rumahnya yang merupakan sungai Cilimus. Aneka jenis sayuran ditanami dari mulai saledri, tomat hingga cabai. Sejak beralih profesi dari bandar narkoba ke petani, Yayan kini merasakan hasil positif. Selain punya mata pencaharian keluarga Yayan kembali lagi.
Disamping tenang enggak dikejar-kejar polisi lagi, ya udah enak saja sekarang. Dekat sama keluarga, anak kembali lagi, sama saudara juga enak. Orang lain juga enggak mandang sebelah mata. Lingkungan juga sejum dan saya ada kegitan yang menghasilkan, kata Yayan.
Wawan sendiri mengaku bangga dengan sikap Yayan. Kini orang-orang seperti Yayan yang tidak memiliki pekerjaan sebelumnya, jadi punya kergiatan yang menghasilkan. Total petani disini ada 30 orang, kata Wawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar