Polisi Gerebek Pesta Seks Komunitas Swinger
https://newskorandays.blogspot.com/2018/10/polisi-gerebek-pesta-seks-komunitas.htmlPengungkapan ini berasal dari informasi masyarakat tentang adanya perilaku seks menyimpang yaitu swinger yang melibatkan pasangan resmi, ujar Kasubdit Renakta Polda Jawa Timur AKBP Yudhistira Widyawan saat rilis dikantor Humas Polda Jatim Jalan Ahmad Yani, Surabaya, pada hari Senin (16/4/2018).
Dalam kasus ini, lon membuat grup Whatsapp yang bejudul Sparkling, menyasar pada mereka yang memiliki fantasi hubungan seksual dengan bertukar pasangan. Untuk masuk ke grup, lon menetapkan syarat, yakni setiap pasangan merupakan pasturi yang resmi menikah. Untuk membuktikannya, pasutri harus mencantumkan buku nikah agar bisa masuk ke dalam grup. Jadi syarat dari admin, pasangan wajib yang sudah resmi menikah karena harus menunjukkan buku nikah, tambah Yudhistira.
Dalam kasus ini polisi mengamankan tiga pasang yang tertangkap disalah satu hotel di Lawang, Malang. Namun yang bisa di hadirkan dalam rilis adalah RL (49), SS (47), WH (51), DS (29), dan AG (30). Saat ditangkap, ketiga pasangan tersebut sedang melakukan hubungan seksual dengan bertukar pasangan dalam satu kamar hotel.
Petugas menggerebek mereka dalam salah satu hotel di Malang. Saat digerebek kegiatan itu sedang berlangsung, tutur Yudhistira. Dalam pengungkapan itu, polisi juga mengamankan empat kondom yang belum terpakai, enam celana dalam, tiga buah BH, satu telepon genggam, satu haduk dan dua sprei.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat tindak pidana dengan sengaja mengadakan atau memudahkan perbuatan cabul dengan orang lain sebagaimana pasal 296 KUHP dengan ancaman hukuman penjara selama satu tahun empat bulan. Grup Whatsapp Sparkling sendiri beranggotakan 28 orang yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur seperti Surabaya, Sidoarjo, Malang, Tuban, Jember, Nganjuk, dan Kertosono. Selain Whatsapp, mereka juga berhubungan dengan pasangan swinger lainnya melalui media sosial Twitter.
Pelaku swinger atau tindakan seksual dengan saling bertukar pasangan diindikasi memiliki kelainan jiwa yakni perilaku seks menyimpang. Untuk memastikan hal ini, polisi akan memeriksa keenam pelaku yang diamankan di sebuah hotel di Lawang, Malang. Pemeriksaan ini dilakukan psikiater rumah sakit Bhayangkara Polda Jatim untuk mengetahui kondisi kejiwaan, apakan ada peristiwa masa lalu yang mengakibatkan pelaku berbuat seperti itu, ujar Kasubdit Renakta Direskrimum Polda Jatim AKBP Yudhistira Midyawan, pada hari Selasa (17/4/2018).
Pihaknya juga mengaku akan terus mengembangkan kasus yang pertama kali terungkap tersebut, karena kuat dugaan ada pelaku utama dari komunitas yang lainnya. Ini adalah fenomena gunung es, jelas dari setiap pelaku swinger itu juga melakukan hal serupa kepada pasangan lain. Ini kan semacam kelainan fantasi seksual yang sama, senang melihat pasangannya bermain dengan orang lain dan berulang-ulang, lanjutnya.
Seperti yang dikatakan Yudhi, setiap istri dari pasangan swinger mengaku takut ditinggal menikah lagi jika dirinya enggan menuruti hasrat seksual menyimpang suaminya. Yudhi menambahkan berdasarkan pengakuan ini juga bisa menjadi hal untuk menjerat pelaku. Tapi masih perlu kami dalami lagi, apakah ini benar dari perkataan tersebut. Makanya kami tunggu hasil tes psikologinya. Kita kan tahu hukuman bagi pelaku asusila seperti ini sangan ringan, tandasnya.
Pelaku yang memenuhi unsur pidana dalam kasus kali ini hanya satu orang yakni admin dalam grup WhatsApp Sparkling. Untuk sisanya kemungkinan bebas dan hanya ditetapkan sebatas saksi. Untuk diketahui, kasus ini terungkap setelah tim unit asusila Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Jatim membuntuti delapan pasangan yang diduga akan menggelar pesta seks. Sebelum ke Kota Malang, Jawa Timur, para pelaku mencari hotel di wilayah Tretes Pandaan Pasuruan, tetapi semua kamar hotel penuh.
Kemudian mereka bergerak menuju ke Malang dan menemukan kamar yang nantinya sebagai lokasi penggerebekan. Karena kamar sempit, lima pasangan memutuskan kembali pulang dan tersisa tiga pasangan. Kunci serep tidak ada, terpaksa kita dobrak pintu kamar dan mereka ditemukan dalam kondisi tanpa pakaian, tambahnya.
Sementara itu, pelaku diketahui berasal dari berbagai macam kalangan profesi dan berasal dari keluarga menengah ke atas. Anggota komunitas yang dikendalikan Tri Harso Djoko ini juga diketahui berasal dari berbagai daerah hingga luar Jawa Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar