Jumat, 25 Januari 2019

Buaya Seberat 660 Kg Ditemukan Meninggal Setelah Dievakuasi Ketempat lain

Buaya Seberat 660 Kg Ditemukan Meninggal Setelah Dievakuasi Ketempat lain

Buaya Seberat 660 Kg Ditemukan Meninggal Setelah Dievakuasi Ketempat lain

AGEN POKER Seekor buaya pemakan orang di Minahasa ditemukan mati. Belum diketahui penyebab kematian buaya berbobot 660 kilogram itu masih diselidiki lebih lanjut. Buaya yang dinamai Mery itu ditemukan tak bernyawa pada hari Minggu.

Iya,benar Mery ditemukan mati, sedang diambil sampel dan akan diautopsi oleh dokter hewan, Sekarang ada petugas dari Polres Tomohon, BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Alam), dan dokter dari PPS (Pusat Penyelamatan Satwa) Tasikoki, kata staf BKSDA Batuputih, Bitung, Sulut, Jenli Gawina, kepada wartawan dilokasi, pada hari Senin.

Kematian Mery belum diketahui penyebabnya. Kami dan teman-teman dari PPS sudah berusaha, buaya Mery sudah mati, betul. Petugas di sana yang dapati. Ini barang bukti Polres Tomohon, kata petugas Hendrik Rundengan.

Mery mati pada usia 20 tahun. Beratnya sekitar 660 kg dengan lingkar perut 180 sentimeter, lebar dada 90 sentimeter, dan panjang 4,4 meter. Mery dievakuasi setelah memangsa wanita di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, pada hari Jumat. Mery kemudian dievakuasi di Kolam Mangga Agni Taman Wisata Alan Tangkoko.

Kematian seekor buaya yang telah memangsa seorang wanita di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, terkuak. Buaya yang diberi nama Mery itu rupanya mati karena kepanasan.

Dugaan kematian buaya Mery adalah faktor dari awal rescue di Tombariri dan dibawa ke TWA (Tawan Wisata Alam) Batu Putih (Daops Manggala Agni) sudah mengalami drop, dan dugaan sementara adalah mengalami heat stroke. Selain itu, ditemukan akumulasi gas yang sangat banyak di organ lambung, demikian laporan tim dokter kepada wartawan, pada hari Selasa.

Heat stroke merupakan kondisi ketika tubuh diterpa hawa panas matahari di luar toleransi tubuhnya. Mery mati pada usia 20 tahun. Beratnya sekitar 660 kg dengan lingkar perut 180 sentimeter, lebar dada 90 sentimeter, dan panjang 4,4 meter.

Buaya itu mati pada hari Minggu. Sehari kemudian, pada hari Senin buaya Mery dinekropsi untuk mengungkap penyebab kematiannya oleh dokter hewan Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki drh Dwielma Nubatonis dan drh Fahmi Agustiadi dibantu oleh Billy Lolowang dan Deity Mekel. Nekropsi ini disaksikan oleh pihak BKSDA dan pihak Polres Tomohon.

Reptil tersebut berbobot 660 kg itu kemudian dikuburkan di kawasan TWA Batu Putih usai dinekropsi. Namun beberapa sampel tubuhnya memerlukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut. Selain itu, tulang-belulang yang ditemukan di perut buaya itu juga dikumpulkan untuk kebutuhan forensik dan diserahkan ke kepolisian.

Peliharaan Perusahaan Mutiara

Buaya Mery merupakan peliharaan sebuah perusahaan mutiara di Minahasa. Namun lurah setempat bahkan baru mengetahui ada buaya di wilayahnya. Saya baru tahu kalau di lokasi ini ada buaya, kata lurah setempat, Deytje M Kusoy, di lokasi kepada wartawan, pada hari Senin.

Keberadaan buaya itu baru diketahui setelah memangsa seorang perempuan bernama Deasy Tuwo (44) pada hari Kamis. Aparat gabungan langsung mengevakuasi Mery agar kejadian tak terulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah Ada seorang SPG di Samarinda, Kalimantan Timur yang harus berurusan dengan ap...