Rabu, 09 Januari 2019

Karena Suka Makan Gorengan Wanita Di Kalimantan Berat 350Kg

Karena Suka Makan Gorengan Wanita Di Kalimantan Berat 350Kg

Karena Suka Makan Gorengan Wanita Di Kalimantan Berat 350Kg

AGEN POKER Seorang warga di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, bernama Titi Wanita (37) mempunyai bobot 350 kg. Ia mengaku telah minum obat herbal untuk menurunkan berat badannya, tapi bobotnya tidak kunjung turun. Saya suka makan gorengan setiap harinya, kata Titi, sebagaimana dilansir Antara, pada hari Senin.

Titi menceritakan kebiasaannya dalam makan dan minuman yang dicampur es, camilan, dan gorengan tidak luput jadi santapannya setiap hari. Berbagai cara dia lakukan untuk menyembuhkan obesitas yang dideritanya, di antaranya dengan mengkonsumsi minuman herbal penurun berat badan. Cara itu diakuinya menunjukkan hasil karena berat badannya sempat berkurang.

Namun, karena harga minuman herbal itu makin mahal setiap bulannya, Wati tidak sanggup lagi membelinya, sehingga akhirnya pola makannya pun kembali membuat berat badannya naik lagi. Setelah tidak mampu membeli minuman herbal penurun berat badan itu, saya pun menjalani aktivitas saya seperti orang normal. Makan dan minum pun tidak terkontrol lagi, sehingga berat badan saya yang saat itu sempat 167 kilogram, kini menjadi 350 kilogram lebih, katanya.

Titi di rujuk ke rumah sakit se-Kalimantan Tengah (Kalteng) tidak ada yang bisa menangani obesitas Titi Wati yang memiliki berat 350 kg. Pemprov Kalteng sedang putar otak untuk menolong warganya itu. Rumah sakit terbesar di provinsi itu tidak punya ahli gizi, kata Kepala Dinas Pemprov Kalimantan Tengah (Kalteng) dr Suyuti Syamsul saat berbincang dengan wartawan, pada hari Selasa.

Untuk menangani obesitas Titi juga dibutuhkan dua dokter ahli lain, yaitu endokrin yang membidangi hormon dan ahli bedah obesitas. Lagi-lagi, dua dokter ahli itu tidak ada yang bertugas di rumah sakit se-Kaltim. Belum lagi sarana rumah sakit yang memadai untuk melakukan perawatan seperti itu, ujar Suyuti.

Untuk mendapatkan diagnosis pasti, perlu langkah evakuasi ke rumah sakit. Namun lagi-lagi mengevakuasi Titi bukan perkara mudah karena badannya sudah melebar. Untuk evakuasi ke rumah sakit, harus membongkar pintu atau lewat jendela. Itu pun kalau diizinkan keluarga, kata Suyuti.

Kalau harus dirujuk ke rumah sakit ke luar Kalteng, harus dipikirkan pula bagaimana teknis penanganannya. Kami masih berkoordinasi dan melakukan langkah-langkah menangani kasus ini, pungkas Suyuti.

Dinas Kesehatan Pemprov Kalimantan Tengah (Kalteng) harus putar otak untuk mengevakuasi Titi Wati. Sebab, dengan berat badan sekitar 350 Kg, Titi tidak bisa dikeluarkan dari rumahnya di Palangkaraya, Kalimantan Timur. Untuk evakuasi Titi ke rumah sakit, harus membongkar pintu atau lewat jendela. Itu kalau diizinkan dari pihak keluarga, ujar Kepala Dinas Pemprov Kalimantan Tengah (Kalteng), dr Suyuti Syamsul, saat berbincang dengan wartawan, pada hari Selasa.

Kesimpulan itu diambil setelah tim Dinas Kesehatan melakukan survei ke rumah Titi pada hari Senin kemarin. Dari survei awal itu, petugas kaget dengan kondisi badan Titi yang sudah sangat lebar. Tiga tahun lalu, ia keluar pintu saja harus memiringkan badan. Kalau sekarang, perkiraan saya mungkin lebar badannya bisa 1 meteran, ujar Suyuti.

Untuk memastikan proses evakuasi, saat ini Dinas Kesehatan akan rapat maraton menyelamatkan Titi. Teknis dan prosedur akan dibahas detail agar kesehatan Titi bisa tertolong. Hari ini pukul 09.00 WIB saya mengundang beberapa unsur terkait membahas langkah-langkah yang akan diambil terkait wanita tersebut, pungkasnya.

Secara teknis membawa Titi dari rumah ke RS jadi pekerjaan yang rumit karena bebannya di luar kewajaran. Untuk mengangkat Titi, rencananya Pemprov Kalteng menggunakan truk forklift. Tadi kami sempat membahas berbagai kemungkinan, salah satunya menggunakan forklift yang ada di Dinkes Provinsi, kata Kepala Dinas Pemprov Kalimantan Tengah (Kalteng) dr Suyuti Syamsul saat berbincang dengan wartawan, pada hari Selasa.

Hal itu merupakan bagian dari kesepakatan rapat Pemprov. Rapat diikuti dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, Dinas Kesehatan Sosial Kalimantan Tengah, RSUD dr Doris Sylvanus dan Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya. Saya juga tadi meminta Pemerintah Kota untuk menghubungi Damkar dan PUPR Kota kalau diperlukan, ujar dr Suyuti.

Lalu bagaimana agar ia bisa ke luar rumah? Pihak Pemprov akan meminta izin ke pemilik rumah untuk membongkar dinding. Sebab, Titi tidak bisa dikeluarkan lewat pintu lagi. Selain itu, diperlukan izin dari pemilik rumah kontrakan karena kemungkinan kita akan membuka jendela dan kusen agar pasien bisa dikeluarkan untuk dibawa ke RSUD Doris Sylvanus, pungkas dr Suyuti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah Ada seorang SPG di Samarinda, Kalimantan Timur yang harus berurusan dengan ap...