Rabu, 20 Februari 2019

Boss Tekstil Yang Ditemukan Tewas Polisi Tunggu KBRI Malaysia

Boss Tekstil Yang Ditemukan Tewas Polisi Tunggu KBRI Malaysia

Boss Tekstil Yang Ditemukan Tewas Polisi Tunggu KBRI Malaysia

AGEN POKER Pihak kepolisian belum bisa memastikan kapan jenazah bos tekstil Ujang Nuryanto (37) yang tewas dimutilasi di Malaysia, bisa dipulangkan ke Indonesia. Polisi masih menunggu proses dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia. Untuk teknis pemulangan, itu ada di KBRI, tanggung jawab KBRI, ucap Kabis Humas Polda Jawa Barat Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan, pada hari Senin.

Truno mengatakan pihak Polri dalam hal ini hanya menangani terkait pengungkapan identitas korban. Hasilnya memang korban dinyatakan merupakan Nuryanto dan Ai Munawaroh. Kita dari kepolisian Indonesia dalam hal ini Mabes Polri membekup untuk identitas korban, kata Truno. Sementara itu Pengacara Nuryanto, Hermawan, menyatakan keluarga berharap jenazah Nuryanto segera dipulangkan dari Malaysia dan dikebumikan dengan tenang. Iya, keluarga ingin dipulangkan jenasah Nuryanto, ujarnya.

Namun berdasarkan informasi yang diperolehnya, kata Hermawan, jenazah akan dipulangkan setelah hasil tes DNA keluar. Iya, nunggu tes DNA dulu, baru dibawa ke Indonesia, ujarnya. Pada 26 Januari lalu, publik Malaysia digemparkan oleh penemuan mayat laki-laki dan perempuan yang dimutilasi di pinggir Sungai Laboh, Selangor. Dari hasil penelusuran keluarga, kedua mayat itu mengarah ke Nuryanto dan Ai Munawaroh, teman wanita Nuryanto.

Polri mengatakan mayat pria yang dimutilasi di Sungai Buloh, Selangor, Malaysia, dipastikan adalah Nuryanto, bos tekstil asal Bandung, Jawa Barat, berdasarkan hasil identifikasi sampel sidik jari. Ada enam sidik jari mayat pria itu cocok dengan enam sidik jari Nuryanto yang terekam di basis data e-KTP. Sementara untuk Ai, masih menunggu hasil tes DNA dari keluarganya.


Ujang Nuryanto (37) sudah dipastikan menjadi korban pembunuhan di Malaysia. Pelaku dengan keji memutilasinya dan dibuang di pinggir sungai. Mayat perempuan yang ditemukan bersamanya diduga kuat Ai Munawaroh, wanita yang bersamanya ke Malaysia. Untuk kepastiannya masih menunggu hasil tes DNA. Lantas siapa pembunuhnya dan apa motif pelaku membunuh bos tekstil dan teman wanitanya itu dengan sadis?

Hingga tiga minggu kasus temuan potongan tubuh dari dua mayat ditemukan di pinggir Sungai Laboh, Selangor, 26 Januari lalu, kepolisian Malaysia Polisi Diraja Malaysia (PDRM) baru saja menangkap dua orang WN Pakistan yang merupakan rekan bisnis Nuryanto dalam bidang kain, yaitu Javaid Iqbal Rakib dan Abas. Namun hingga kini keduanya masih berstatus saksi. Nuryanto diketahui bisnis tekstil di Malaysia setahun terakhir ini.

Statusnya Javaid dan Abas masih saksi yang dicurigai. Di Malaysia itu hukum acaranya beda sama di kita Indonesia. Kalau kami tahan orang itu sudah punya dua alat bukti, kalau Malaysia ini hukum acaranya 14 hari penyelidikan, bisa diperpanjang lagi, jelas Sekretaris-NCB Interpol Indonesia Brigjen Napoleon Bonaparte di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada hari Kamis.

Napoleon menjelaskan Javaid dan Anas melapor ke PDRM pada 25 Januari. Keduanya mengaku terakhir bertemu Nuryanto pada 23 Januari dan mengantar kedua korban ke pusat perbelanjaan yang berada di Malaysia. Tapi dua hari kemudian dia laporkan ke pos PDRM kalau dua orang itu hilang. Jadi memang diduga kuat sebagai pelaku pembuhunan lanjut Napoleon.

Sementara itu menurut Pengacara Nuryanto, Hermawan, sebelum ke Malaysia, Nuryanto mengaku mendapat ancaman. Ancamannya adalah sebuah teror yang mengakibatkan ketidaknyamanan terhadap Pak Nuryanto atau keluarganya, ucap Hermawan. Hermawan tak mengungkap bentuk ancaman seperti apa yang dialami Nuryanto. Namun menurutnya, ancaman itu berupa ancaman langsung dan berkaitan dengan bisnisnya.

Menurut sumber yang tidak ingin identitasnya diungkap, sudah setahun ini Nuryanto bisnis kain di Malaysia bersama rekan bisnisnya, Iqbal. Setahun terakhir, kalau tidak salah sudah enam kali bolak balik Malaysia-Indonesia, katanya. Dia menyebut, Iqbal memiliki sejumlah toko kain di Kuala Lumpur. Saat Nuryanto tak bisa dikontak, rekan Nuryanto di Indonesia menghubunginya untuk mencari tahu keberadaan Nuryanto.

Iqbal mengaku telah mengecek hotelnya dan menyebut bahwa Nuryanto dan Ai pergi meninggalkan hotel. Namun barang-barangnya masih berada di hotel. Iqbal menyatakan akan mencari Nuryanto setelah 36 jam hilang, dengan dalih aturan di Malaysia seperti itu. Saat Iqbal ditahan karena dugaan dia sebagai pelaku, terus terang hampir tak mempercayainya. Yanto tuh kalau ke Malaysia ya ditemani Iqbal, kata dia.

Sementara itu berdasarkan keterangan istri Nuryanto, Meli Rachmawati, kepergian suaminya ke Malaysia untuk menagih uang hasil penjualan kain yang mencapai Rp 7 miliar. Bahkan menurut Meli, masih ada kain yang belum terjual dengan nilai Rp 2 miliar. Nuryanto dan Ai pergi ke Malaysia melalui Bandara Husein Sastranegara pada 17 Januari lalu. Rencananya mereka kembali ke Indonesia pada 23 Januari. Soal Ai yang ikut bersama Nuryanto, Meli mengaku tak mengetahuinya. Bahkan ia mengaku tak mengenal sosok Ai.

Namun tiba-tiba 22 Januari, Nuryanto tak bisa dihubungi keluarganya di Indonesia. Di tengah proses pencarian keberadaan Nuryanto, ada kabar ditemukan potongan tubuh yang berasal dari dua mayat berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Berdasarkan berbagai petunjuk, keluarga menduga keduanya merupakan Nuryanto dan Ai. Mereka pun melapor ke PDRM. Selanjutnya dilakukan tes DNA dari keluarga Nuryanto dan Ai. Polisi juga melakukan tes sidik dari potongan tangan yang ditemukan, dan terbukti itu adalah benar Nuryanto.

Kini tinggal kebenaran mayat perempuan itu apakah benar Ai Munawaroh atau bukan. Selain itu, siapa pembunuh dan apa motifnya hingga kini masih misterius. Mabes Polri mengaku sudah mengantongi sejumlah barang bukti terkait pembunuhan bos tekstil Bandung Nuryanto di Malaysia. Mabes Polri masih terus berkoordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia (PDRM) terkait hal itu.

Semua alat bukti dan petunjuk sudah dikumpulkan di kedua belah negara, ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen M Iqbal saat ditemui di Mapolda Jawa Barat, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, pada hari Jumat.

Akan tetapi, Iqbal tak menjelaskan barang bukti apa dan petunjuk apa terkait mutilasi tersebut. Namun yang jelas, kata dia, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan PDRM melalui Divisi Hubinter Interpol Polri. Saat ini kita lewat divisi Hubinter melakukan upaya hukum. Ada P to P, police to police. Sangat koordinatif, katanya.

Iqbal menambahkan seperti yang sudah dijelaskan, korban mutilasi tersebut telah dipastikan warga negara Indonesia (WNI) Nuryanto. Untuk Ai Munawaroh, teman wanita Nuryanto yang diduga juga dimutilasi, masih tunggu tes DNA. Sudah dijelaskan Karo Penmas, sudah confirm WNI, sudah tahu kan, kata Iqbal.

Pada tanggal 26 Januari lalu, publik Malaysia digemparkan oleh penemuan mayat laki-laki dan perempuan yang dimutilasi di pinggir Sungai Laboh, Selangor. Dari hasil penelusuran keluarga, kedua mayat itu mengarah ke Nuryanto dan Ai Munawaroh, teman wanita Nuryanto.

Polri mengatakan mayat pria yang dimutilasi di Sungai Buloh, Selangor, Malaysia, dipastikan adalah Nuryanto, bos tekstil asal Bandung, Jawa Barat, berdasarkan hasil identifikasi sampel sidik jari. Ada enam sidik jari mayat pria itu cocok dengan enam sidik jari Nuryanto yang terekam di basis data e-KTP.

Kami membantu pencarian identitas yang kemarin diberikan PDRM (Polisi Diraja Malaysia). Setelah kita melakukan pemeriksaan, kita cari identitasnya, kemudian muncul dari dari jempol kiri dan telunjuk kiri muncul atas nama korban Nuryanto, tempat dan tanggal lahir Bandung, 19 Januari 1982, jenis kelamin laki-lali, agama Islam, alamat Kampung Ciodeng Timur, RT 03 RW 08, Kecamatan Bale Endah, Jawa Barat, kata Kepala Tim Penyidikan kasus itu, Kombes Yayat Ruhiyat, dari Pusinafis Polri di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pdaa hari Kamis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah Ada seorang SPG di Samarinda, Kalimantan Timur yang harus berurusan dengan ap...