Badan Narkotika Negara Mengadakan Razia Di Kota Palembang Dan Banyuwangi
AGEN POKER Badan Narkotika Negara melakukan razia guna anti narkoba di Kota Palembang dan Banyuwangi, saat mengadakan razia di Kota Palembang ada salah satu orang yang melihat-lihat saat razia bernama Akbar Putra terpaksa kami tembak saat petugas gabungan melakukan razia narkoba di Palembang, Sumatera Selatan. Akibatnya, pria yang berusia 18 tahun itu menderita luka tembak dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Akbar yang tertembak peluru nyasar di Jalan Teratai, Kampung Baru, Sukarame, Kota Palembang, pada hari Kamis sekitar pukul 23.45 WIB. Saat kejadian diketahui ada petugas BNN Provinsi Sumatera Selatan (BNNP Sumsel) yang tengah menggelar razia narkoba. BNNP Sumsel, yang berusaha masuk ke Jalan Teratai yang dikenal sebagai lokasi prostitusi mendapat penolakan dengan dilempari dengan sebuah batu. Petugas BNN memberi tembakan peringatan sebelum akhirnya mundur.
Setelah petugas BNNP Sumsel kembali, Akbar kaget melihat dadanya tertembak peluru. Akbar langsung dibawa ke RS Myria Palembang karena diduga kuat proyektil masih ada di dalam tubuhnya. Iya betul ada razia BNNP Sumsel pada saat kejadian. Untuk sementara, korban sudah dibawa ke rumah sakit ya, terang Kapolresta Palembang Kombes Didi saat dimintai konfirmasi lewat telepon kepada wartawan, pada hari Jumat.
Sementara itu, Kepala BNNP Sumsel Brigjen Pol Jhon Turman Panjaitan mengatakan pihaknya sudah mendapat kabar adanya warga yang terluka. Namun, dia tidak dapat memastikan apakah Akbar korban salah tembak atau memang target petugas saat razia tersebut. Benar ada warga yang terluka, saya juga baru mau ke rumah sakit, hari ini operasi. Kalau kesalahan kami, pastilah akan ada tanggung jawabnya. Nanti saya cek dulu, kata Jhon.
Meskipun demikian, Jhon membenarkan BNNP melakukan razia bersama Satpol PP Palembang. Ada 47 anggota yang terlibat, 35 dari BNNP dan 12 dari Sapol PP kota. Kami pas masuk tadi malam diserang sekelompok pemuda yang tak terima dengan kedatangan kami. Kami ya mundur sambil memberi tembakan peringatan. Razia batal digelar karena kami nggak mau ada keributan di tengah-tengah masyarakat, katanya.
Kami mencurigai lokasi itu jadi sarang pemakaian narkoba. Kenapa? Karena sebelum razia tadi malam kami sudah lakukan upaya persuasif, banyak bong atau alat isap sabu ditemukan, tutup Jhon. Saat ini kami masih mencari jalan keluarnya biar tempat tersebut aman dari narkoba.
Dari Jawa Timur juga melakukan razia narkoba, BNN Jatim dan Pemkab Banyuwangi bersinergi untuk memberantas peredaran narkoba. Banyuwangi dipilih karena sebagai pintu masuk Jawa Timur yang datang melalui kapal laut dan penyebrangan ke Bali. Guna membangun komitmen dan sinergitas program Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4G), Badan Narkotika Nasional (BNN) Provonsi Jatim menggelar rapat bersama Pemkab Banyuwangi di Hotel Santika, pada hari Rabu. Rapat tersebut dibuka Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko dan Kepala BNN Jatim Brigjen Pol Bambang Priyana
Brigjen Pol Bambang Priyana mengatakan, peredaran narkoba cukup tinggi di Jawa timur saat ini. Untuk ini perlu adanya sinergitas dalam menangangi secara bersama-sama pencegahan nakoba yang masuk ke kota Banyuwangi dan Jawa Timur. Pencegahannya dan pemberantasannya perlu ada peran serta banyak pihak dari masyarat untuk perangi narkoba. Khusus di Jawa Timur, telah ditemukan 562 kasus narkoba. Melihat ini kami merasa bertanggung jawab untuk turun ke daerah-daerah untuk melakukan pencegahan. Sosialisasi pertama kita awali dari Banyuwangi, kata Bambang.
Rapat tersebut digelar di Banyuwangi bukan tanpa alasan. Banyuwangi dipilih karena menjadi gerbang masuknya orang-orang ke Jawa Timur. Karena itu kita perlu memperkuat upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba di Kota Banyuwangi dan Jawa Timur, kata Bambang. Menurutnya, Pemda bisa terlibat dalam upaya besar BNN. Misalnya dengan mensosialisasikan bahaya narkoba ke masyarakat. Kemudian mempetakan wilayah- wilayah yang rawan narkoba dan bersama-bersama memberantas narkoba hingga zero narkoba. Ini sesuai Undang-Undang No 35 Tahun 2009 tentang narkoba,ujarnya.
Sementara itu, Yusuf Widyatmoko menyambut baik apa yang dilakukan BNN. Kami menyadari Banyuwangi ini daerah yang rawan untuk peredaran narkoba. Apalagi Banyuwangi saat ini telah menjadi bandara internasional, kita harus lebih serius dalam menangangi ini, katanya.
Yusuf menambahkan, narkoba saat ini tidak hanya menyasar kalangan orang dewasa, tapi sudah mulai masuk ke lingkungan masyarakat di desa-desa hingga anak dan pelajar. Narkoba tak hanya menyasar aspek kesehatan, namun juga keamanan dan ekonomi sehingga dapat mengancam berlangsungnya tatanan kehidupan masyarakat. Karena itu, diperlukan dukungan semua pihak terkait, untuk menciptakan jejaring yang kuat. Mulai dari aparat penegak hukum , pemerintah dan masyarakat sendiri, pungkasnya.
Rapat tersebut juga dihadiri Kapolres Banyuwangi AKBP Taufik Herdiansyah Zeinardi, Dandim 0825 Banyuwangi Letkol Inf Ruli Nuryanto, Kepala Kementerian Agama dan sejumlah SKPD Kabupaten Banyuwangi terkait. Diantaranya, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Dinas Pemuda Olahrga dan Kepala Bagian Hukum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar