Senin, 11 Maret 2019

Tanpa Mendapatkan Restu Orang Tua ABG Nekat Mendaki Tanpa Peralatan

Tanpa Mendapatkan Restu Orang Tua ABG Nekat Mendaki Tanpa Peralatan

Tanpa Mendapatkan Restu Orang Tua ABG Nekat Mendaki Tanpa Peralatan

AGEN POKER Orang tua dari salah satu abg yang meninggal bercerita, Castuni (43) tak kuasa membendung air matanya saat jenazah anaknya, Ferdi Firmansyah (13) digotong menuju pemakaman umum sekitar rumah. Seruan tahlil mengiringi setiap tetes air mata Castuni. Lailahaillallah..lailahaillah..lailahaillah.., ucap sejumlah pelayat saat jenazah Ferdi Firmansyah digotong menuju pemakaman umum Desa Tugu Kidul, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada hari Senin.

Maut yang menjemput Ferdi bersama rasa penasarannya tentang temannya yang mendaki gunung itu enak dan senang. Ya, Ferdi nekat mendaki karena ingin mengetahui puncak Gunung Tampomas, Kabupaten Sumedang. Ferdi tak sendiri. Tampomas menjadi saksi, dua teman Ferdi, yakni Lucky Parikesit (13) dan Agip Trsakti (15) menghembuskan nafas terakhirnya di gunung Tampomas. Hipotermia menyerang ketiganya.

Keberadaan  ketiga remaja yang ditemukan dengan terbujur kaku di dalam tenda itu pertama kali diketahui pendaki lainnya yang melintas melihat ketiga nya sudah terbujur kaku, pada hari Minggu. Saksi lalu melaporkannya kepada pihak penjaga pos pendakian pegunungan Tampomas. Tim SAR gabungan lalu dikerahkan untuk mengevakuasi para korban asal Indramayu tersebut. Saat ditemukan, ketiga korban dalam posisi meringkuk seperti menahan kedinginan di Pos 4 Gunung Tampomas. Dugaan sementara mereka bertiga karena hipotermia. Saat ditemukan tubuh para korban seperti meringkuk menahan dingin, kata Humas dan Protokoler Basarnas Kantor SAR Bandung, Joshua Banjarnahor kepada wartawan.

Ketiga ABG  yang berasal dari Kota Mangga itu nekat mendaki gunung dengan perlengkapan yang kurang memadai dan pengalaman yang minim. Tak hanya itu, restu orang tua pun diabaikan mereka. Ya, para remaja itu nekat berangkat mendaki tanpa mendapat izin dari orang tuanya. Menurut Castuni, Ferdi, Lucky dan Agip nekat berangkat ke Tampomas setelah Subuh pada hari Sabtu. Sebelum mereka berangkat, Castuni tak menampik sempat adu mulut dengan Ferdi. Castuni melarang Ferdi untuk mendaki gunung.

Saya sudah larang. Saya tidak mengizinkan. Karena tidak sama sekolahnya, kalau sama gurunya kan ada yang jaga, kata Castuni saat berbincang dengan wartawan di kediamannya di Gang BTM Desa Tugu Kidul, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Mata Castuni berkaca-kaca saat berbincang dengan wartawan tentang Ferdi. Terlebih lagi, lanjut Castuni, Ferdi tak memiliki pengalaman untuk mendaki gunung. Baru pertama kali mendaki, ucapnya. Castuni mengatakan Ferdi dan Lucky penasaran ingin mendaki setelah mendengar cerita dari teman sekolahnya yang sudah pernah mendaki, katanya.

Hal senada disampaikan Darlim (47), ayah dari Lucky. Darlim mengaku Lucky nekat mengabaikan omongannya demi menuruti nafsunya. Lucky memiliki hasrat yang menggebu-gebu untuk mendaki gunung. Bahkan, Lucky nekat berbohong kepada ayahnya. Waktu izin ke saya itu tidak mendaki, tapi izinnya itu pengen tur sama temennya. Saya tidak memberi izin, kata Darlim saat berbincang dengan wartawan usai pemakaman anaknya di tempat pemakaman Desa Tugu Kidul, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada hari Senin.

Darlim melarang Lucky. Namun, Lucky juga sempat meminta izin ke ibunya, Surniti (44). Jawaban yang didapat Lucky pun sama seperti yang dikatakan ayahnya. Surniti melarang Lucky. Sempat izin ke saya. Tapi saya larang. Karena masih bocah, sekolahnya juga baru kelas VII SMP. Ibunya juga melarang, kata Darlim. Lucky rupanya mencari kesempatan untuk berangkat ke Tampomas. Motor bebek milik orang tua Lucky pun dibawa. Perjalanan dari Indramayu menuju Tampomas ditempuh menggunakan satu motor, ya motor milik orang tua Lucky. Orang tua ketiga remaja itu mengaku tak merasakan firasat apapun terkait pendakian maut yang menimpa anaknya.

Saya pikir anak saya tidak ikut. Berangkatnya saya tidak tahu, katanya sih pagi-pagi. Motor yang dipakai itu punya Lucky, kata Darlim. Sama halnya dengan Ferdi, dikatakan Darlim, Lucky baru pertama kali mendaki gunung. Selama ini, menurut Darlim, Lucky hanya main di sekitar rumah. Ya saya tahu pos-pos bermainnya. Di sini-sini saja, di biliar biasanya. Dekat rumah, kata Darlim. Pada hari Minggu , ketiga remaja itu dikabarkan tewas dengan kondisi kaku di dalam tenda. Baju ketiga ABG tersebut basah semua akibat hujan. Enggak bawa pakian ganti, jaket atau sleeping bag, kata Humas dan Protokoler Basarnas Kantor SAR Bandung Joshua Banjanahor.

Saat ketiga korban ditemukan dalam kondisi pakaian yang basah akibat hujan mereka tidak menggan. Tidak ditemukan pakaian ganti atau jaket dalam barang bawaan ketiganya. Identitas juga luput dari barang bawaan ketiganya. Menurut Joshua, kondisi pakaian yang basah membuat ketiganya sangat mungkin mengalami hipotermia. Apalagi, saat itu angin di Gunung Tampomas cukup kencang. Mereka ala kadarnya pakai kaos dan celana. Gak bawa pakaian ganti, jaket atau sleeping bag, ungkap dia.

Kapolres Indramayu AKBP M. Yoris mengatakan ketiganya merupakan warga Blok Kuang BTM, Desa Tugu Kidul, Kecamatan Sliyeg, Indramayu. Mereka berangkat dari rumahnya masing-masing menuju Gunung Tampomas, pada hari Sabtu, pukul 06.00 WIB. Mereka yang pergi menggunakan satu unit motor Nopol E 5560 PAV, kata Yoris kepada wartawan, pada hari Minggu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah Ada seorang SPG di Samarinda, Kalimantan Timur yang harus berurusan dengan ap...