Senin, 15 April 2019

Seorang Ibu Depresi Yang Menguburkan Anaknya Secara Hidup-hidup

Seorang Ibu Depresi Yang Menguburkan Anaknya Secara Hidup-hidup

Seorang Ibu Depresi Yang Menguburkan Anaknya Secara Hidup-hidup

Bernama W (35) yang depresi menguburkan anaknya secara hidup-hidup, oleh seorang ibu di Kabupaten Purwakarta buta hati. Ibu W dengan nekat mengubur hidup-hidup buah hatinya sendiri yang baru berusia 5 bulan. Saat itu beruntung bayi tersebut selamat dari maut. Bayi mungil tak berdosa itu dikubur oleh W di belakang rumahnya di Kampung Pasirmuncang, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pada hari Rabu. Bayi itu selamat setelah bibinya, Atikah (35) menggali lubang di belakang rumah W.

Berawal dari kecurigaan bibi bayi Atikah. Dia melihat sang bayi tak bersama W, yang berujar bayi telah hilang. Atikah tak lantas mempercayai dan langsung menuju ke belakang rumah lantaran hari sebelumnya melihat W tengah menggali lubang. Kemudian saksi Atikah langsung memeriksa ke belakang rumah dan menemukan ada dua lubang. Selanjutnya lubang yang pertama digali, tapi tidak membuahkan hasil. Lalu menggali lubang kedua dan menemukan ada kain putih dan tangan bayi, kemudian oleh saksi dan dibantu warga membawa bayi tersebut ke Puskesmas Wanayasa, ucap Kapolsek Kiarapedes IPTU Toto Herman Permana belum lama ini.

Lalu sang bayi lantas dirujuk ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Bayu Asih Purwakarta untuk mendapatkan perawatan medis secara intensif. Namun hingga kemarin,kondisi sang bayi terus menurun saat di rawat di RSUD Bayu Asih Purwakarta, Jawa Barat. Direktur Utama RSUD Bayu Asih Agung Darwis mengatakan penurunan kondisi bayi diakibatkan adanya pasir yang terhirup ke paru-paru si bayi. Pasir tersebut masuk memenuhi paru-paru yang diketahui merupakan alat vital pernafasan. Bayi mungil itu masih tergolek lemas tak berdaya.

Kondisinya kurang bagus, kritis, kata Agung. Kami sudah melakukan segalanya, jam 9 malam kemarin kita melakukan tranfusi, tapi memang bayinya masih hipotermi. Suhunya masih rendah 33 derajat celsius, yang normalnya kan 37,5 sampai 38, dia menambahkan. Di samping itu, polisi ikut bergerak. Polisi melakukan pemeriksaan terhadap W. Hasil pemeriksaan, polisi menyebut W diduga mengalami depresi.

Kondisi ibu bayi W yang mengalami depresi ini pun diamini oleh Ujang Solihin, suami W yang juga ayah bayi malang itu. Solihin menuturkan W depresi saat mengandung bayi tersebut. Depresi karena dulu pas kandungan tujuh bulan, dia diperiksa ke bidan. Katanya anak posisi kepalanya di atas, ada tulisan di buku kalau posisi seperti itu berbahaya. Jadi istri saya kepikiran terus. Enggak bisa tidur, satu malam itu tidurnya hanya dua jam, ujar Solihin.

Solihin menyebut sang istri juga kerap melamun saat mengandung anaknya itu. Hal ini dialami istrinya setelah melahirkan bayi tersebut. Dia mengungkapkan saat ini istrinya dibawa ke rumah mertuanya atau rumah orang tua W untuk mendapat pendampingan dari pihak keluarga. W Pasca melahirkan anaknya, istri sering melamun dan gelisah. Kalau waktu melahirkan anak pertama enggak apa-apa, normal, katanya.

Bupati Purwakarta Ibu Anne Ratna Mustika ikut bicara. Dia turut mengunjungi bayi itu. Menurut Anne, peristiwa ini baru pertama kali terjadi di Purwakarta. Dia terkejut saat mengetahui adanya kabar mengerikan ini. Namun ibu Anne tidak sepenuhnya menyalahkan sang ibu korban. Anne memerintahkan Dinkes Purwakarta sosialisasi tentang bahaya baby blues syndrome dan depresi pasca melahirkan.

Saya sudah koordinasi dengan Plt Kadinkes kesehatan, segera mengumpulkan bidan desa se-Kabupaten Purwakarta pada hari Minggu depan di aula Yudistira. Untuk dilakukan penyuluhan dan sosialisasi mengenai kehamilan dan sikap yang harus di lakukan pada ibu hamil, kata Bupati Anne.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah Ada seorang SPG di Samarinda, Kalimantan Timur yang harus berurusan dengan ap...