Minggu, 21 Oktober 2018

Denpasar Selatan Ada Pusat Konservasi Penyu, Ke Sana Yuk!

Denpasar Selatan Ada Pusat Konservasi Penyu, Ke Sana Yuk!

https://newskorandays.blogspot.com/2018/10/denpasar-selatan-ada-pusat-konservasi.html


AGEN POKER Di Bali bukan hanya punya pantai-pantai cantik dan menawan. Ternyata, traveler juga bisa belajar dan mengenal penyu lebih baik lagi di Denpasar. Inilah Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu yang terletak di kawasan Serangan, Denpasar Selatan. Tepatnya di Jl Tukad Wisata, Lingkungan Pojok-Serangan, Sidakarya, Denpasar Selatan, Bali.

Mulanya kawasan Serangan di Denpasar Selatan ini dikenal sebagai Pulau Penyu, sebab banyak penyu-penyu yang bertelur di sepanjang pantai tersebut. Namun, sejak adanya reklamasi kehadiran penyu-penyu itu ke Pantai Sawangan mulai sangat jarang. Ini dibangun 2006, saya masuk 2008. Ini permasalahan dari reklamasi bagaimana kita mengembalikan Pulau Serangan sebagai Pulau Penyu, supaya tidak musnah. Jadi konservasi ini sebuah cita-cita dari masyarakat Serangan biar nama Pulau Penyu tetap ada, kata pengelola Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu, I Made Sukanta kepada Traveller, pada hari Rabu (17/10/2018).

Made mengatakan dulunya ada tiga jenis penyu yang sering dijumpai di Pulau Serangan, Denpasar Selatan, yakni penyu sisik, penyu hijau, dan penyu lemang. Namun, seiring berjalannya waktu penyu hijau mulai jarang terlihat di Pulau Serangan, Denpasar Selatan. Waktu masih pulau ada tiga jenis penyu yang suka mendarat di Serangan, yaitu sisik, hijau dan lemang. Sekarang penyu hijau mulai jarang terlihat penyebabnya bisa macam-macamlah, tapi kita pernah menjumpai tahun 2016 satu kali, tahun 2017 tidak ada lagi, kemana dia pasti ada ancaman, terangnya.

Satu ancaman mungkin diperdagangkan, kedua habitatnya hancur atau tidak ada, ketiga sampah, dan jaring nelayan secara tak sengaja, karena kalau penyu itu kena jaring dalam satu jam dia akan mati karena dia bernafas pakai paru-paru, sambung Made. Sejak saat itu masyarakat desa Serangan mulai sadar untuk memperhatikan dan berpartisipasi dalam konservasi penyu. Dia mengakui kesadaran masyarakat saat ini semakin tinggi dan mulai mencintai alam.

Saat ini populasi penyu mulai bertambah dan kalau ada di pasar gelap saya yakin di bawah 5 persen, tuturnya. Terkait itu, Made menambahkan jumlah kunjungan sekolah-sekolah untuk belajar tentang konservasi penyu juga semakin meningkat. Hanya saja untuk kunjungan wisatawan umum masih minim.

Sekarang mulai sejak dini sudah ditanamkan tentang konservasi. Untuk kunjungan 70 persen didominasi pengunjung Eropa, ujar Made. Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu ini buka lho saat akhir pekan, dan justru paling ramai. Jadi tempat ini cocok banget untuk jadi destinasi baru liburan akhir pekan di Bali.

Di Bali, traveler bisa belajar soal konservasi penyu di daerah Denpasar Selatan. Penyu ini berasal dari sitaan dan akan dilepasliarkan lewat upacara adat Bali. Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu di Serangan, Denpasar Selatan, Bali menjadi salah satu tempat menarik untuk belajar tentang penyu. Selain konservasi, tempat itu juga menjadi tempat untuk warga Bali mencari penyu untuk upacara adat Bali.

Untuk menuju Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu ini pengunjung bisa melewati jalan Pesanggaran yang dekat dengan TPA Sarbagita Suwung. Lokasi pusat konservasi ini berada selatan jalan dengan ikon penyu besar di salah satu sisinya. Masuk ke lokasi ini pengunjung diminta untuk membayar biaya masuk sebesar Rp 5 ribu. Begitu masuk pengunjung akan melihat taman dan satu kolam berukuran besar di sisi kiri.

Total di sini ada 19 kolam, terdiri dari kolam pembesaran, rehabilitasi, dan kolam terapi. Kolam rehabilitasi untuk penyu atau kura-kura yang sakit, sementara kolam terapi untuk yang akan dilepasliarkan, kata pengelola Pusat Pendidikan dan Konservasi Penyu I Made Sukanta di Jl Tukad Wisata, Lingkungan Pojok-Serangan, Sidakarya, Denpasar Selatan, Bali, pada hari Kamis (18/10/2018). Kolam ukuran besar itu diisi tiga penyu hasil sitaan polisi dari perdagangan ilegal. Kemudian ada satu ruangan yang berisi kolam-kolam tempat penangkaran penyu dan kura-kura.

Made menambahkan pihaknya juga membantu masyarakat Bali yang membutuhkan penyu untuk upacara. Syaratnya harus mencantumkan surat dari Perhimpunan Hindu Dharma Indonesia (PHDI), surat izin dari BKSDA, yang kemudian diserahkan ke lembaganya. Tapi kami hanya memberikan tukik hasil pembesaran, terangnya.

Made menyebut dari Januari hingga Oktober ini sudah ada 43 tukik penyu yang diserahkan untuk kepentingan upacara adat. Dia memastikan penyerahan tukik penyu itu dilengkapi dengan surat yang sah. Tanpa surat itu tidak akan diberikan. Sebab penyu merupakan hewan yang dilindungi, kalau sudah ada surat-surat itu artinya sudah ada izin, tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah Ada seorang SPG di Samarinda, Kalimantan Timur yang harus berurusan dengan ap...