Sabtu, 03 November 2018

Fransiskus Bikin Video Sebelum Tembaki Istri Dan 2 Anaknya Serta Pamitan Di Gruop WhatsApp

Fransiskus Bikin Video Sebelum Tembaki Istri Dan 2 Anaknya Serta Pamitan Di Gruop WhatsApp

https://newskorandays.blogspot.com/2018/11/fransiskus-bikin-video-sebelum-tembaki.html


AGEN POKER Sang istri dan dua anaknya serta dua anjingnya pun ikut dibunuh oleh Fransiskus Ong dengan cara ditembak kepalanya. Setelah itu, ia bunuh diri dengan cara menembak kepalanya. Sebelum melakukan aksi biadabnya, ia sempat membikin video. Apa isinya? Dalam video itu, Ong mengaku dirinya sudah tidak sanggup lagi menanggung beban utang-utangnya. Termasuk harus meninggalkan keluarganya di dunia karena utang yang menumpuk karena dia. Dalam video itu, Ong menyatakan:

Saya tidak rela meninggalkan anak dan istri saya di dunia ini. Kami akan kumpul lagi di kehidupan berikutnya, karena jika saya tinggalkan mereka akan jadi beban berat dan berat. Hal itu sebagimana diceritakan Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain kepada sejumlah wartawan, pada hari Selasa (30/10/2018).

Ada juga kalimat terakhir 'maafkan saya, maafkan saya, maafkan saya' yang terus diulang sebanyak tiga kali sebagai salah satu pernyataan yang mendalam sebelum dia bunuh istri dan anaknya, sambung Kapolda Sumsel. Selain pernyataan utang, tim gabungan Polresta Palembang dan Polda Sumsel turut menemukan adanya motif lain dan jadi alasan bunuh diri. Di mana sang istri diketahui sudah beberapa kali meminta gugat cerai.

Menurut Kasat sesungguhnya ini tidak hanya soal tekanan keuangan saja, tapi ada juga gugatan cerai dari istri. Ini kita dapat dari bukti dan ketetangan saksi, tutup Zulkarnain. Sebagaimana diketahui, warga di Jalan Said Toyib, Kompleks Villa Kebun Sirih, Palembang, mendadak heboh setelah adanya penemuan satu keluarga yang tewas. Korban ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu pembantunya, Dewi, akan membangunkan Ketty dan Rafael saat sarapan dan berangkat sekolah.

Sebagai kepala keluarga, Fransiskus Ong, sempat mengirim pesan di grup WhatsApp (GWA) sebelum melakukan aksi biadabnya itu kepada istri dan dua anaknya. Untuk kasus ini, sudah fix itu pembunuhan, seperti yang disampaikan oleh Kapolda Sumsel. Ini murni bunuh diri. Untuk motif apa, ya ada beberapa hasil olah TKP lapangan, ujar Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi saat dimintai konfirmasi oleh wartawan, pada hari Selasa (30/10/2018).

Sebelum menembak mati istri dan kedua anaknya, Frans diketahui sempat mengirim beberapa pesan. Di salah satunya di grup WhatsApp miliknya kepada teman-temannya. Memang dia sempat kirim pesan di grup WhatsApp komunitas dini hari. Di dalam pesan itu Frans minta maaf, bilang sama teman-temannya agar mengenang yang baiknya saja kepada saya, kata Yon Edi.

Berikut adalah pesan yang disampaikan Fransiskus di grup WhatsApp sebelum mengeksekusi istri dan kedua anaknya:

Maafkan aku..Teman teman.. Kenanglah kebaikanku saja.. Jangan membicarakan kejelekanku, jalan kalian masih panjang. Dua jam berlalu, pesan Fransiskus pun dibalas oleh beberapa temanya. Mereka mempertanyakan maksud Frans menulis pesan tersebut.

Ngomong apa kau mat jam 3 fajar, kata salah satu temannya. Amat yang dimaksud adalah Fransiskus Xaverius Ong, itu nama panggilan Frans oleh teman-teman dekat dan komunitas, kata Yon Edi.

Tidak hanya itu, beberapa pesan singkat diketahui turut disampaikan Frans lewat video saat menghadiri acara ulang tahun temannya. Pria 24 tahun itu mengatakan belum tahun kapan lagi bisa berkumpul dengan sahabatnya.

Video acara ulang tahun itu juga Frans yang buat tanggal 23 Oktober. Di dalam video dia bilang belum tahu kapan bisa kumpul lagi, tutup Yon Edi. Sebagaimana diketahui, warga Jalan Said Toyib, Kompleks Villa Kebun Sirih, Palembang, mendadak heboh setelah adanya penemuan satu keluarga yang tewas.

Korban ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu pembantunya, Dewi, akan membangunkan Ketty dan Rafael saat sarapan dan berangkat sekolah.

Dari serangkaian olah TKP, Satreskrim Polresta dan Polda Sumsel memastikan Fransiskus-lah yang menembak mati anak dan istrinya. Polisi pun rencananya akan menutup kasus tewasnya satu keluarga yang ditemukan dengan luka tembak itu.

Isak tangis keluarga pecah dalam proses kremasi itu. Dari pantauan wartawan ditempat kremasi, proses kremasi dilakukan di Krematorium Sampurna Kompleks TPU Talang Kerikil, Kemuning, Palembang. Terlihat perwakilan keluarga dari pihak Fransiskus (45) dan Margareth (43).

Proses kremasi satu keluarga dilakukan 2 kali. Pertama, jenazah Fransiskus dan Rafael. Sedangkan tahap kedua, jenazah Margareth dan Ketty. Untuk tahap pertama, kremasi dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB. Sedangkan tahap kedua dilakukan mulai pukul 15.30 WIB. Proses kremasi atau pembakaran berlangsung selama 4 jam sebelum akhirnya menjadi abu.

Keluarga yang hadir menangis saat jenazah dua keluarganya tiba di Krematorium Sampurna. Isak tangisan keluarga semakin pecah saat jenazah Margaret dan Ketty dimasukkan ke pembakaran atau oven. Untuk kremasi Fransiskus dan Rafael tadi sudah selesai, abunya ada dalam guci. Sedangkan untuk yang dua yang baru masuk, Margareth dan Ketty, pagi besok baru bisa diambil, kata pengurus Krematorium Sampurna, Darwis, di sela proses kremasi, pada hari Jumat (26/10/2018).

Proses kremasi sendiri sebenarnya memakan waktu hingga 10 jam. Namun kremasi Fransiskus dan Rafael dipercepat karena akan dilakukan kremasi tahap kedua. Sebenarnya kalau proses alamiah bisa sampai 10 jam. Proses pendinginan itu lebih lama dari proses kremasi hanya 4 jam. Tadi dipercepat karena ada tahap kedua dan mereka satu keluarga juga, kata Darwis.

Setelah proses kremasi selesai, abu satu keluarga ini akan dilarungkan di kawasan Pulau Kemaro, Kalidoni, Palembang. Tapi keluarga lebih dulu melakukan proses doa. Keluarga sudah sepakat, artinya abu ini dilarungkan seluruhnya di Pulau Kemaro. Tidak ada yang disimpan, semua dibawa untuk dilarungkan di sana besok sekitar pukul 08.00 WIB, tutupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah Ada seorang SPG di Samarinda, Kalimantan Timur yang harus berurusan dengan ap...