Minggu, 25 November 2018

Nissan Terra Menjajal Bermain Offroad Di Gurun Sahara

Nissan Terra Menjajal Bermain Offroad Di Gurun Sahara

https://newskorandays.blogspot.com/2018/11/nissan-terra-menjajal-bermain-offroad.html


AGEN POKER Diantara angin dingin langsung menyambut sejumlah jurnalis dari Indonesia, Philipina, Thailand, Australia serta Uni Emirat Arab, turun dari pesawat carter milik Iberia Airlines di Bandara Errachidia, Maroko, pada tanggal 18 November 2018, sebuah bandara kecil bekas pangkalan militer Kerajaan Maroko.

Bandara Errachidia merupakan akses terdekat untuk mencapai kawasan Gurun Sahara yang melintas di Maroko. Gurun Sahara punya lahan seluas total luas 9,2 juta kilometer persegi. Gurun ini melintasi sejumlah negara di kawasan Afrika, selain Maroko, gurun ini juga menjalar di wilayah Algeria, Mesir, Libya, Mali, Mauritania, Nigeria, Sudan, dan Tunisia.

Kedatangan kami ke Gurun Sahara, Maroko, untuk menjajal sebuah line up Light Commercial Vehicle (LCV) Nissan seperti Navara, Terra, Patrol, dan Titan di medan pasir dan berbatu di even Go Anywhere 2018.

Begitu keluar dari Bandara Errachidia kami langsung menuju hotel Xaluca, yang terletak di Kota Erfoud. Hotel tersebut merupakan usaha patungan para pereli Paris-Dakar yang tajir, yakni Xavier Foj, Lucas Cruz, dan Carlos Sainz, juara relly Paris-Dakar 2015 untuk ketegori mobil. Itu sebabnya nama hotel merupakan singkatan nama depan ketiga pereli tersebut.

Petualangan menjajal mobil di gurun Sahara pun di mulai keesokan harinya. Usai sarapan kami pun diminta mengendarai salah satu mobil yang sudah berjajar rapi di halaman hotel Xaluca.

jurnalis Indonesia pun memilih Nissan Terra warna cokelat. Sebenarnya Nissan Patrol yang sudah diproduksi sejak 2017 sangat menggiurkan untuk dikendarai namun melihat bentuknya yang bongsor dan jalur yang akan dilalui masih asing buat saya terpaksa Nissan Terra yang akhirnya jadi pilihan. Setelah ada aba-aba dari Alfonso, pimpinan konvoi lewat handy talky (HT) mobil pun bergerak menuju Erg Chebbi (bukit pasir) satu-satunya di gurun Sahara yang terletak di Tenggara Maroko.

Sebetulnya jarak antara Hotel Xaluca ke Erg Chebbi hanya sekitar 30-an kilometer saja. Namun demi mendapat sensasi lebih, penyelenggara even test drive ini membuat rute memutar dengan jarak tempuh mencapai 182 kilometer dengan enam titik pemberhentian, termasuk untuk makan siang di Tisserdmine, sebuah oasis yang terdapat di gurun Sahara.

Sepanjang rute perjalanan yang kami tempuh di domimasi medan pasir yang berbatu sesekali lintasan sungai dangkal dan berbukitan layaknya di rute relly Paris-Dakar. Tapi jangan harap peserta bisa tancap gas seenaknya sebab tidak boleh saling salip apalagi pimpinan konvoi yang rata-rata memacu mobilnya dengan kesecapatan 50-60 kilometer per jam. Alhasil jurnalis Indonesia sepanjang perjalanan lebih menikmati pemandangan padang pasir membentang dan bebukitan batu yang menjulang,

Setelah menempuh perjalanan selama lima jam kami akhirnya tiba di Safari Garden, yang merupakan titik kumpul bagi wisatawan yang ingin menikmati sensasi bukit pasir baik dengan kendaraan offroad atau menunggang unta. Di situlah agenda utama test drive akan dilakukan. Peserta diminta melewati trek sejauh dua kilometer melintasi bukit pasir yang lembut dan rapuh.

Namun sebelum menjajal bukit pasir yang jadi tempat latihan rutin pereli Paris-Dakar seperti Carlos Sainz, peserta harus dibriefing oleh Gerald Turon supaya tidak ada kendala dipegunungan sahara, instruktur profesional yang digandeng Nissan.

Dalam penjelasannya, Gerald menekankan sejumlah hal penting yang harus dilakukan pengemudi saat melintas bukit pasir, yakni mengurangi tekanan ban sebanyak 2,4 bar, selalu menutup jendela, memakai sabuk pengaman dan harus berhenti di punggungan bukit pasir. Sebab jika kita ngeggas di ujung bukit bakal berakibat fatal alias mobil bisa jumping dan terbalik. Dan fungsi lain berhenti di ujung bukit untuk memantau jalur yang sudah dipastikan aman di depan.

Dan saat melintas jalur berpasir pengemudi juga tidak boleh melalui bekas jejak ban mobil di depannya. Hal ini berbeda dengan offroad di tanah basah yang lazim dilakukan di wilayah Indonesia. Jika offroad di tanah basah offroader justru harus mengikuti jejak kendaraan di depannya karena tanah itu relatif sudah lebih keras karena sudah terlindas.

Untuk di jalur pasir roda mobil harus berada sejajar dengan jalur yang sudah dilewati pengendara di depan. Karena jika melintas di bekas jejak ban pengendara di depan maka permukaan pasir akan semakin dalam dan ban mobil akan terjebak tidak bisa bergerak, demikian arahan Gerald, pria yang kelahiran Spanyol ini.

Usai di briefing peserta pun diminta memarkir kendaraannya secara berbaris. Dan satu persatu diminta melaju pelan menuju trek pasir yang bukitnya tidak terlalu tinggi dan terjal. Jalur sepanjang sekitar 700 meter ini dipakai sebagai pemanasan saja. Sekali pun hanya jalur pemanasan tetap saja banyak peserta yang terjebak di medan berpasir termasuk jurnalis Indonesia yang tersangkut sebelum mencapai punggungan bukit.

Dunes down, dunes down, perintah intruktur berulang kali terdengar dari HT di dalam mobil. Rasa gugup seketika datang. Pasalnya posisi mobil Navara yang dikendarai jurnalis Indonesia agak miring ke kanan terseret butiran pasir.

Intruktur kemudian meminta Jurnalis Indonesia disuruh untuk memundurkan mobil secara perlahan menuruni bukit sehingga punya jarak mumpuni untuk mencapai punggungan bukit. "Good, well done" kata-kata itu pun keluar dari instruktur melalui HT sesaat setelah jurnalis Indonesia berhasil mencapai punggung bukit.

Setelah pengalaman yang menegangkan tersebut para peserta termasuk jurnalis Indonesia lebih menjaga jarak dari kendaraan yang di depan supaya tidak lagi terjebak di lereng bukit pasir. Usai sesi pemanasan peserta kemudian diminta bersiap melahap medan pasir yang lebih tinggi dan curam sepanjang dua kilometer. Bahkan kemiringan bukitnya ada yang mencapai 60 derajat.

Namun berkat sesi pemanasan yang dilakukan di awal para peserta tidak mengalami masalah yang berarti. Kata-kata "good, well done," pun kerap terdengar dari instruktur melalui HT. Di ujung lintasan yang berupa bukit pasir setinggi 300 meter peserta diminta berhenti sejenak. Gerald Turon memberi pembekalan, untuk menuruni bukit pasir yang lumayan curam tersebut pengemudi diminta menekan gas perlahan dan tidak boleh ngerem sedikit pun.

Intruksi itu pun dijalankan para peserta sehingga mobil bisa menuruni bukit pasir yang mengarah ke Camp Sahara Garden dengan selamat. Tak terasa keringat membasahi baju dan lengan sekali pun AC di dalam kabin dingin berhembus. Ada rasa rindu ketika jurnalis Indonesia menoleh ke belakang menatap hamparan bukit pasir berwarna orange itu. Namun apa daya kami harus segera pulang ke Hotel Xaluca dan mempersiapkan diri untuk pulang ke Madrid, Spanyol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah Ada seorang SPG di Samarinda, Kalimantan Timur yang harus berurusan dengan ap...