Selasa, 26 Maret 2019

Stop Wisata Hiu Di Taman Nasional Karimunjawa Karena Mati Mendadak

Stop Wisata Hiu Di Taman Nasional Karimunjawa Karena Mati Mendadak

Stop Wisata Hiu Di Taman Nasional Karimunjawa Karena Mati Mendadak

AGEN POKER Sebuah penangkaran hiu yang berada di Pulau Menjangan Besar, Karimunjawa adalah milik Cun Ming sebenarnya untuk keperluan wisata alam laut. Namun, aktivitas wisata tersebut telah mendapat surat untuk dihentikan pada tahun 2018. Surat perintah penghentian wisata tersebut dikeluarkan oleh Kepala Balai Taman Nasional Karimunjawa nomor S.182/T.34/TU/GKM/6/2018. Hal itu berdasar dari audiensi Bupati Jepara yang diwakili asisten dua dan dinas terkait bersama Cun Ming. Sebab, pada tanggal 13 Maret 2017, ada seorang wisatawan yang digigit hiu saat berenang di kolam hiu tersebut.

Kepala Balai Taman Nasional Karimunjawa, Agus Prabowo menuturkan bahwa seiring ramainya penangkaran sekaligus destinasi wisata tanpa mengantongi ijin. Dari kejadian itu kemudian kami hentikan kegiatan wisata karena membahayakan wisatawan lainnya, ujarnya, pada hari Selasa. Selain itu, berkait dengan informasi matinya ratusan hiu di penangkaran tersebut, pihaknya mendapat data sekitar 40-45 hiu yang mati.

Setelah kami mendapat laporan dan langsung mendatangi lokasi. Dari data yang kami peroleh ada sekitar 40-45 ekor hiu yang mati, paparnya. Untuk kasus ini, pihak pengelola sudah melaporkan ke polisi terkait hiu-hiunya mati. Kami temukan air kolam ikan hiu berwarna kuning. Kejadian ini sudah dilaporkan ke polisi setempat, imbuhnya.

Sementara, Cun Ming mengatakan bahwa penangkaran ikan hiu didirikan sejak tahun 1960-an silam itu dimaksudkan untuk keperluan wisata alam dan melestarikan alam dan ekosistem laut. Penangkaran ini memang untuk wisata alam. Saya tidak pernah menjual ikan hiu kepada pelelangan ikan. Hanya untuk wisata alam saja saya melestarikan hiu-hiu tersebut, tandasnya.

Baru-baru ini sang pemilik penangkaran ikan di Menjangan Besar, Karimunjawa melaporkan ada sekitar 110 ikan hiu yang mati mendadak. Sampel air dan ikan sudah dibawa ke laboratorium untuk dicek kadar air dan apa ada racun atau terkontiminasi dengan zat lain. Penangkaran ikan hiu tersebut dikelola secara independen oleh Cun Ming (81) sejak awal tahun 1960an. Namun, baru kali ini mengalami ikan di penangkarannya mati secara mendadak dan dalam jumlah yang besar.

Pada hari Kamis pagi penjaga penangkar menemukan ikan hiu indukan mati mengambang di kolam. Pas dihitung sekitar 110 ikan hiu yang mati, ujarnya Cun Ming saat dihubungi wartawan yang mendengar banyaknya hiu yang mati, pada hari Selasa. Cun Ming bercerita, tak hanya ikan hiu, ikan jenis lainnya yang berada di kolam lain juga ikut mati. Di antaranya 20 ekor ikan kambing lebar dan 10 ekor ikan tyger. Dia merasa heran karena belum diketahui penyebab matinya ikan-ikan tersebut.

Saya heran mati kok banyak sekali. Akhirnya saya menunggu kapal hari Jumat membawa sampel air dan jeroan ikan untuk dibawa ke laboratorium di Jepara. Tapi karena Jumat siang sudah tutup dan Sabtu-Minggu libur akhirnya harus menunggu, paparnya.

Untuk saat ini, kasus matinya ikan hiu tersebut dibawa ke ranah hukum. Saya sudah melaporkan kejadian ini ke Polda Jateng. Untuk tes laboratorium juga kami lakukan Wates, Yogyakarta. Katanya butuh waktu 21 hari untuk tahu hasilnya, tandasnya. Saat diwawancara terpisah, Kepala Balai Taman Nasional Karimunjawa, Agus Prabowo menerangkan bahwa pihaknya sudah mendatangi lokasi penangkaran tersebut.

Jenis hiu yang ditangkar tidak termasuk yang dilindungi. Yakni hiu karang hitam (carcharinus melanopterus) dan hiu karang putih (treaenodon obesus). Ada dua jenis ikan hiu di sini yang dibudidayakan. Tapi tidak termasuk yang dilindungi, terang Agus. Kami melihat air kolam yang ditemukan hiu mati berwarna kuning, tutur dia.

1 komentar:

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah Ada seorang SPG di Samarinda, Kalimantan Timur yang harus berurusan dengan ap...