Rabu, 17 April 2019

Disebuah Waduk Yang Berada Di Lhoksumawe Terlihat Indah Saat Sunset

Disebuah Waduk Yang Berada Di Lhoksumawe Terlihat Indah Saat Sunset

Disebuah Waduk Yang Berada Di Lhoksumawe Terlihat Indah Saat Sunset

Kota Aceh bukan hanya jagoan soal kuliner, tapi juga alamnya. Ada wisata alam disebuah wadung bernama Pusong, ada sunset romatis yang mengisi di tiap sore. Ah.. Cantik! Beragam aktivitas juga banyak dimanfaatkan di waduk berkapasitas 60 hektare. Bagi yang suka joging, gowes bisa memanfaatkan jalan lingkar waduk. Bagi masyarakat desa setempat juga sangat bermanfaat.

Surutnya air waduk, mereka bisa memilih untuk mencari kerang. Sebagian dari mereka malah ada yang membuat keramba di tengah waduk. Jika para pelancong ke tempat itu, juga bisa mencicipi berbagai macam minuman segar dan beberapa kuliner seperti kelapa muda, jagung bakar, siomay, sate dan makanan ringan lainnya.

Yang asyiknya lagi, para traveler bisa berswafoto menikmati indahnya sunset diantara para nelayan menabur jaring di tengah waduk. Panorama ini semakin terlihat cantik saat matahari hendak kembali ke peraduaannya. Bila malam hari lampu warna-warni menghiasi indahnya kawasan tersebut. Selain itu, kawasan ini juga dipenuhi pemancing yang ingin memancing ikan.

Kerennya wisata alam di waduk . Seru deh pokoknya. Bisa joging. bisa lihat nelayan berburu ikan. Kalau lapar, ada kulinernya lagi, kata Maskur, salah seorang pengunjung kepada wartawan, pada hari Senin. Pada waktu sore harinya, Dia menyebutkan bahwa di waduk juga bisa menikmati sunset. Banyak burung datang dari kejauhan dengan gerombol berkumpul di atas pohon-pohon bakau ditanam di seberang waduk.

Pokoknya, disana bisa melihat sunset yang indah sembari menikmati kuliner yang tersedia. Pengunjung pun bisa duduk di tempat yang rindang atau di batu-batu besar yang menjadi tanggul yang menghadap langsung ke laut.

Semoga dengan keindahan alam yang asri dan tempatnya itu memadai. Pemerintah bisa menyulap tempat itu lebih baik lagi. Pastinya bisa memikat para pengunjung. Bertambahnya perekonomian warga serta PAD pun bisa sedikit berdenyut lebih baik lagi, sebut Maskur. Untuk diketahui, Lhokseumawe, sebuah kota di provinsi Aceh, Indonesia. Kota ini berada persis di tengah-tengah jalur timur Sumatera. Berada di antara Banda Aceh dan Medan, sehingga kota ini merupakan jalur vital distribusi dan perdagangan di Aceh.

Untuk menuju ke kota Lhokseumawe kita bisa menempuh jalan darat sekitar lima Jam dari Kota Banda Aceh dan 7 jam dari Medan atau bisa juga menempuh dengan penerbangan pesawat udara dengan jadwal dan penerbangan tertentu. Karena Kurangnya kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya terus menjadi momok bagi setiap daerah di Indonesia. Setiap hari, sampah dibuang sembarangan tanpa memikirkan pencemaran lingkungan.

Banyaknya sampah menjadi pencemaran itu juga terjadi di Waduk Pusong, Kota Lhokseumawe, Aceh. Waduk seluas 60 hektare itu dicemari berbagai jenis sampah hingga mengeluarkan bau tidak sedap dari dalam waduk. Padahal kawasan tersebut masuk salah satu tempat rekreasi masyarakat. Fungsinya banyak, bisa untuk warga joging, menjala ikan, dan lokasi berbagai kuliner khas Aceh. Tentunya, bisa juga untuk melepas penat setelah seharian bekerja di kantor.

Namun, karena banyaknya tumpukan sampah di pinggiran waduk, sekarang minat masyarakat berkurang mengunjungi waduk tersebut. Sebab, masyarakat terganggu oleh bau menyengat akibat sampah beterbangan. Sampahnya banyak, hingga baunya tidak sedap lagi. Padahal, di waduk ini enak untuk bersantai sejenak usai sibuk beraktivitas sejak pagi hari, kata salah seorang warga, Yanti, kepada wartawan, pada hari Sabtu.

Seorang ibu bernama Yanti menyebutkan banyaknya sampah tersebut harus segera diperhatikan oleh pemerintah setempat demi lingkungan hidup dan tidak adanya pencemeran air. Juga warga harus senantiasa diminta membuang sampah pada tempatnya. Jika tidak, pastinya akan berdampak pada lingkungan dan air sehingga mengganggu kesehatan.

Kurangnya kesadaran masing-masing penting. Kemudian, pemerintah juga harus menyediakan wadah buang sampah di tempat keramaian, sebut Yanti. Sebagai informasi, WWF Indonesia dan IAM Flying Vet pada 2018 mencatat ada 25 kasus biota laut terdampak limbah buangan aktivitas manusia. Semua jenis plastik membahayakan biota laut baik yang makroplastik maupun mikroplastik.

Sementara itu, data yang dilansir peneliti lingkungan asal Universitas Georgia AS, Jenna Jambeck, Indonesia masuk dalam kategori penyumbang sampah laut nomor dua di dunia, setelah China. Dari hasil sampling, estimasi total sampah mencapai 1.186.134,41 ton dengan estimasi sampah plastik mencapai 488.095,89 ton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah Ada seorang SPG di Samarinda, Kalimantan Timur yang harus berurusan dengan ap...