Selasa, 01 Januari 2019

Begini Kronologinya Tsunami Menurut BMKG Di Selat Sunda

Begini Kronologinya Tsunami Menurut BMKG Di Selat Sunda

Begini Kronologinya Tsunami Menurut BMKG Di Selat Sunda

AGEN POKER Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan menyampaikan urutan kejadian tsunami yang terjadi di kawasan Selat Sunda pada hari Sabtu malam. Berikut adalah kronologi tsunami yang menewaskan ratusan korban jiwa tersebut.

Bagaimana lebih jelas kronologi ini disampaikan lewat keterangan pers BMKG dengan penjelasan dari Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, pada hari Minggu. Peristiwa ini akibat erupsi Gunung Anak Krakatau menjadi awalannya sumber tsunami tersebut.

Hari Jumat pada pukul 07.00 WIB, BMKG memberi peringatan dini untuk gelombang tinggi yang berlaku tanggal 22 Desember pada pukul 07.00 WIB hingga 25 Desember pada pukul 07.00 WIB di wilayah perairan Selat Sunda dengan ketinggian 1,5 hingga 2,5 meter. Pada hari Jumat (21/12/2018) pada pukul 13.51 WIB, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mendeteksi erupsi Gunung Anak Krakatau. Ketinggian kolom abu sekitar 400 m di atas puncak dan 738 m di atas permukaan laut. Kolom abu berwarna hitam dengan intensitas tebal, condong ke arah utara. Status Gunung adalah Waspada (Level II).

Pada hari Sabtu (22/12) pada pukul 07.00 WIB, Peringatan dini gelombang tinggi telah berlaku dari 22 Desember 2018 pada pukul 07.00 WIB hingga 25 Desember 2018 pukul 07.00 WIB berlaku di wilayah perairan Selat Sunda. Ketinggian gelombang 1,5 hingga 2,5 meter. Hari Sabtu (22/12) pada pukul 20.56 WIB, Terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau yang memicu longsor lereng Gunung seluas 64 Ha.

Pada hari Sabtu (22/12) pada pukul 21.03 WIB, Seismograf BMKG di Cigeulis Pandeglang (CGJ) dan beberapa sensor di wilayah Banten serta Lampung mencatat adanya getaran. Namun sistem prosesing otomatis gempa BMKG tak memproses secara otomatis karena sinyal getaran bukan berasal dari gempa tektonik.

Sistem Peringatan dini tsunami yang dimiliki oleh BMKG saat ini hanya untuk tsunami yang disebabkan gempa bumi tektonik, sedangkan tsunami yang melanda Selat Sunda adalah akibat aktivitas vulkanik sehingga saat ada aktivitas vulkanik di Gunung Anak Kraktau, sistem peringatan dini tsunami tidak mampu memproses secara otomatis adanya aktivitas vulkanik sehingga tidak memberikan WARNING tsunami kepada masyarakat pinggir pantai, kata Rahmat.

BMKG tak melanjutkan pemantauan aktivitas Gunung Anak Krakatau dan gunung api lainnya karena hal itu menjadi tugas PVMBG, Badan Geologi, Kementerian ESDM.

Pada hari Sabtu (22/12) pada pukul 21.30 WIB
Petugas Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG mendapat laporan kepanikan masyarakat wilayah Banten dan Lampung karena air laut pasang tidak normal. BMKG mengecek marigram Tide Gauge Badan Informasi Geospasial (BIG). Pada hari Sabtu (22/12) pada pukul 21.27 WIB, lewat pengecekan itu dipastikan, ada perubahan permukaan air laut di sejumlah wilayah, yakni Pantai Jambu, Bulakan, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang. Ketinggian muka air laut sebesar 0,9 m.

Pada hari Sabtu (22/12) pada pukul 21.33 WIB, ketinggian permukaan air laut mulai mencapai 0,35 m di pelabuhan Ciwandan, Banten. Pada pukul 21.35 WIB, ketinggian permukaan air laut sudah mencapai 0,36 m di Kota Agung, Lampung. Pada pukul 21.53 WIB, ketinggian permukaan air laut mulai mencapai 0,28 m di Kecamatan Kota Bandar Lampung

Pada pukul 22.30 WIB, BMKG meyakini bahwa yang terjadi itu adalah gelombang tsunami dan segera mengeluarkan rilis pers bahwa tsunami melanda Banten dan Lampung, namun tsunami tidak dipicu oleh gempa bumi tektonik.

Pada hari Minggu (23/12) pada pukul 14.40 WIB, BMKG memastikan bahwa pusat getaran ada di gunung anak krakatau, 115,46 BT- 6.10 LS, kedalaman 1 km, Getaran tersebut setara dengan kekuatan M 3,4. Ucap BMKG pusat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah Ada seorang SPG di Samarinda, Kalimantan Timur yang harus berurusan dengan ap...