Minggu, 29 Desember 2019

Banyaknya Para Pencari Penikmat Seksual Di Cipanas Cianjur

Banyaknya Para Pencari Penikmat Seksual Di Cipanas Cianjur

Banyaknya Para Pencari Penikmat Seksual Di Cipanas Cianjur

Pada saat ini kami akan membahas tentang adanya bisnis esek-esek di kawasan Cipanas Cianjur pada momen libur Natal dan tahun baru (Nataru) makin menggeliat, namun di balik itu ada kisah getir dari para perempuan yang bekerja di kawasan prostitusi. Para perempuan pekerja seks komersil (PSK) ini harus siap melayani banyaknya pria hidung belang dalam semalaman, bahkan saat tengah menstruasi ataupun sedang sakit pun mereka siap melayani.

Pada saat di wawancarakan ada yang seperti dialami oleh Melati bukan nama sebenarnya, perempuan asal Bogor yang bertubuh sintal tersebut menjadi PSK sejak dua tahun lalu yang di ajak oleh temannya. Melati ini dulunya sempat bekerja di sebuah perusahaan konveksi di Jakarta, namun temannya mengajak untuk bekerja di Cianjur dengan menjanjikan penghasilan yang lebih namun dirinya tidak mengetahui pekerjaan ini dan ternyata malah kerjanya seperti ini, yang menjadi PSK. Tetapi mau bagaimana lagi, demi menutupi kebutuhan sehari-hari, ungkap melati saat ditemui di sebuah villa di daerah Cipanas, pada hari Jumat lalu.

Setiap malamnya, Perempuan yang bernama Melati ini harus melayani banyak pria hidung belang, bahkan di momen libur panjang seperti Natal dan tahun baru dia bisa melayani hingga belasan orang, tidak jarang dia juga melayani tamu saat datang haid dan dirinya terpaksa minum obat khusus untuk menahan darah haid keluar sebelum bekerja.

Meskipun ampuh membuat dia terlihat tak sedang haid, tetapi efek sampingnya cukup menyiksa, salah satunya dia harus mendatangi layanan kesehatan untuk menguras darah yang tertahan keluar, serta merasakan sakit setelahnya. Kalau udah kerasa sakitnya dan sedang ada tamu terpaksa ditahan. Melayani sambil menahan perih di bagian perut, tapi mau bagaimana lagi kalau tidak bekerja kan takut sama bosnya, terang Melati.

Ternyata dengan tenaganya yang dikuras habis dan harus menderita ketika mesti melayani saat haid, tidak lantas membuatnya mendapatkan uang melimpah, pasalnya dari hasil yang didapat dari setiap tamu, dia harus membaginya dengan calo dan bos tempatnya bekerja.

Sesekali dia mengaku ingin mencari pekerjaan yang jelas dan meninggalkan pekerjaannya sebagai PSK, namun tidak adanya identitas kependudukan membuatnya belum memiliki pilihan untuk kerja di jalan yang benar.

Kalau dapat Rp 250 ribu dari tamu, itu dipotong ke calo dan lainnya. Melati ini paling dapatnya hanya Rp 130 ribu dan keinginnya bekerja di mana saja, mau dipabrik juga tidak apa. Tapi kan saya tidak punya KK dan KTP. Orangtua juga sudah berpisah, jadi tidak punya tempat untuk pulang, tutur dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah

SPG Di Kaltim Mencuri Kosmetik Hingga Ratusan Juta Rupiah Ada seorang SPG di Samarinda, Kalimantan Timur yang harus berurusan dengan ap...